17-07-2018 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto meminta ketegasan pemerintah menangani harga telur ayam yang terus meroket.
Hal tersebut berdampak pada kurangnya pasokan telur ayam ke masyarakat. Kabarnya, harga telur ayam kini mencapai Rp29.000 hingga Rp32.000 per kilogram.
“Kemungkinan ini ada suatu agenda tertentu dengan sengaja menaikkan harga telur, sehingga nanti mengundang pengusaha-pengusaha besar untuk memasukkan telur ke pasar dengan harga yang relatif tinggi,” terang Hermanto saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Selasa (17/7/2018).
Menurut politisi PKS itu, pemerintah harus mendalami, mengapa bisa terjadi kurangnya pasokan telur tersebut di pasar. Seperti diketahui bahwa pengadaan telur ini berada pada 2 cluster supplier. Yaitu supplier besar dalam hal ini korporasi dan jada juga petani telur kelas menengah ke bawah.
Bila dicermati pemasok telur terbesar serta seluruh komponen biaya daripada ayam itu atau telur itu dikuasai oleh para korporasi. Misalnya Day Old Chicken (DOC) atau ayam yang umurnya kurang dari sepuluh hari, pakannya semuanya itu adalah supplier-nya dikuasai korporasi.
“Nah di sini siapa yang diuntungkan? Tentunya yang diuntungkan adalah pengusaha besar. Jadi seperti ada upaya menekan perusahaan menengah ke bawah menjadi dirugikan dan yang paling dirugikan adalah para konsumen,” tandas politisi dapil Sumatera Barat itu.
Diketahui hingga kemarin harga telur ayam di beberapa pasar di Jakarta mencapai Rp32.000 per kilogram. Harga tersebut terus meroket sejak satu bulan yang lalu. Dimana saat itu harga telur berada di kisaran Rp22.000-Rp24.000 per kilogram. (es/sf)
Sumber :