Namanya Kurniawan. Usia 54 tahun. Kami biasa memanggilnya Pak Iwan. Tinggal di Jl. Adi Sucipto, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Saya pertama kali bertemu dengannya kisaran bulan Februari tahun 2019.
Saat itu membersamai Ustadz Fatahillah Abror (Anggota Fraksi PKS DPRD Provinsi Kalimantan Barat) yang berkunjung ke sekretariat DPD PKS Kabupaten Kubu Raya.
Saya selalu takjub setiap bertemu dengan Pak Iwan di kegiatan-kegiatan PKS. Saat kegiatan reses anggota dewan, pelayanan kesehatan, senam Nusantara dan PKS menyapa, Pak Iwan selalu hadir terdepan.
Terdepan dalam posisi dan waktu kedatangan. Saya yang juga lebih suka tepat waktu, selalu kalah cepat oleh Pak Iwan. Termasuk saat momen penyambutan kedatangan Habib Dr. Salim (Ketua Majelis Syuro PKS) di Kalimantan Barat.
Sesuai instruksi struktur, setiap anggota PKS Kabupaten Kubu Raya harus hadir pukul 13.00 di Bundaran Arteri Supadio. Begitu saya datang, Pak Iwan sudah menyambut. Tak lama kemudian disusul dua emak-emak tangguh, dan terus berdatangan juga anggota yang lainnya.
Saat mobil logistik penyedia atribut datang, Pak Iwan langsung menyerbunya. Ambil bendera untuk dikibar-kibarkan agar terlihat oleh pengendara kendaraan yang lewat di bundaran tersebut. Begitu pula saat spanduk berisi kalimat sambutan datang, Pak Iwan inisiatif mengambil dan membentangkan sambil tangan kiri tetap kibarkan bendera PKS.
Melihat kesungguhan dan konsistensi kehadiran di setiap agenda lapangan PKS, saya iseng bertanya,
"Pak Iwan, kenapa memilih bergabung dengan PKS?"
Ia pun menjawab, alasan bergabung dengan PKS adalah:
1. Partai yang masih teguh dengan prinsip-prinsip Islam.
2. Kader-kader PKS hampir semuanya ahli ibadah dan berkepribadian baik.
3. Partai yang selalu memperjuangkan kepentingan rakyat banyak.
4. Dalam pileg PKS tidak money politik atau beli suara.
Demikianlah jawaban lugasnya. Saya hanya tertegun dan takjub akan hal tersebut. Kemudian saya tanya mengenai semangat Pak Iwan yang selalu hadir di awal saat kegiatan PKS. Beliau menjawab,
"Untuk menjaga agar semangat saya tidak mudah surut, dan merupakan pengabdian saya yang tulus untuk generasi muda PKS yang lebih baik. Pesan terakhir saya kalau sampai waktunya saya pulang ke rahmatullah tolong gunakan ambulance PKS dan 2 orang kepanduan PKS ikut memikul peti jenazah saya sampai ke liang kubur."
Tiba-tiba saja mata saya digenangi air mata. Dada sesak karena terharu. Tak menyangka jawabannya akan sampai pada hal tersebut. Sungguh sebuah jawaban yang merupakan amanah bagi saya dan juga seluruh anggota PKS di Kubu Raya.
Terima kasih Pak Iwan. Hadirmu dalam setiap kegiatan PKS sungguh merupakan nasihat dan semangat tersendiri bagi saya dan juga teman-teman anggota yang lainnya. Semoga Allah senantiasa memberikan kemuliaan dalam kehidupan Pak Iwan, di dunia ini dan juga di akhirat kelak. Aamiin.
Pesan khusus untuk para anggota, jangan sampai kalah sama Pak Iwan!
*)Saya kembali menangis menuliskan cerita ini.
Sumber :