PKS Nongsa - Ada dua ‘tokoh’ dalam kasus suap kuota impor daging yang masih misterius, yaitu Bunda Putri dan Sengman. Keduanya dibuka oleh Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin.
Saat ini yang mulai muncul titik terang adalah Sengman. Ridwan menyebut Sengman adalah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dititipi uang Rp 40 miliar dari PT Indoguna Utama.
Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie secara terpisah mengaku kenal dengan seseorang yang bernama Sengman.
Marzuki kenal Sengman di Palembang, kota kelahirannya. Ketika itu, ia dan Sengman sesama pengusaha. “Sengman pengusaha hotel di Palembang. Tapi kami tidak pernah bertemu lagi. Hotelnya juga sudah dijual,” kata Marzuki.
Ucapan Marzuki itu dibenarkan oleh Herlan Aspiudin, Ketua Perhimpunan Hotel dan Rumah Makan Indonesia (PHRI) di Sumatera Selatan. Menurutnya, nama Sengman Tjahja memang tercatat sebagai salah satu pengusaha hotel di Palembang. Ia merupakan pemain lama di bisnis perhotelan Palembang.
“Sampai sekarang Sengman tercatat sebagai anggota kami dan masih aktif. Dia pemilik Hotel Princess di Palembang,” kata Herlan.
Saat ini yang mulai muncul titik terang adalah Sengman. Ridwan menyebut Sengman adalah utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dititipi uang Rp 40 miliar dari PT Indoguna Utama.
Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie secara terpisah mengaku kenal dengan seseorang yang bernama Sengman.
Marzuki kenal Sengman di Palembang, kota kelahirannya. Ketika itu, ia dan Sengman sesama pengusaha. “Sengman pengusaha hotel di Palembang. Tapi kami tidak pernah bertemu lagi. Hotelnya juga sudah dijual,” kata Marzuki.
Ucapan Marzuki itu dibenarkan oleh Herlan Aspiudin, Ketua Perhimpunan Hotel dan Rumah Makan Indonesia (PHRI) di Sumatera Selatan. Menurutnya, nama Sengman Tjahja memang tercatat sebagai salah satu pengusaha hotel di Palembang. Ia merupakan pemain lama di bisnis perhotelan Palembang.
“Sampai sekarang Sengman tercatat sebagai anggota kami dan masih aktif. Dia pemilik Hotel Princess di Palembang,” kata Herlan.
Herlan mengatakan Sengman memang dekat dengan SBY. “Dia memang orang dekat Presiden. Sengman dan SBY akrab sejak Pak SBY menjabat Pangdam II Sriwijaya tahun 1996,” ujar dia. Menurut Herlan, memang banyak pengusaha yang dekat dengan SBY sewaktu dia menjadi Pangdam.
Terkait Sengman, Herlan menyatakan Sengman tahun ini ikut berinvestasi untuk membangun hotel di Palembang. Menurutnya, tahun ini ada delapan hotel yang akan dibangun di Palembang. “Pembangunannya sekarang sedang dikonstruksikan. Investornya semua berasal dari lokal, termasuk Sengman,” kata dia.
Sementara itu Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, membantah Presiden SBY punya utusan bernama Sengman. “Saya pastikan, kami tak pernah mendengar nama itu sebagai utusan Presiden,” kata Julian.
KPK Terisik Bunda Putri
Sosok Bunda Putri dalam persidangan kasus suap impor daging dengan terdakwa Ahmad Fathanah masih misterius. Ridwan hanya mengungkap sedikit. Bahkan Ridwan tidak bersedia menjelaskan lebih lanjut siapa Bunda Putri yang dimaksud. Ridwan hanya menjawab, Bunda Putri adalah orang yang selama ini membimbingnya berbisnis.
Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto mengatakan, pihaknya masih mendalami keterangan Ridwan Hakim itu. Khusus mengenai sosok Bunda Putri yang diungkap Ridwan, Bambang menegaskan, KPK akan mempertimbangkan untuk memeriksa Bunda Putri.
"Kami akan mengkaji dan mempertimbangkan apa yang mesti dilakukan," kata Bambang.
Hingga saat ini, Bambang mengaku belum memperoleh laporan yang utuh dari jaksa penuntut umum mengenai kesaksian Ridwan Hakim di persidangan.
Saat dikonfirmasi ke Bambang apakah KPK telah mengantongi identitas Bunda Putri yang disebut Ridwan Hakim. Mengingat sosoknya seperti yang diungkap Ridwan bisa mempengaruhi kebijakan elit politik, tak hanya petinggi PKS tapi juga para menteri kabinet, Bambang malah balik bertanya. "Begitu ya?," ujar Bambang balik bertanya. Saat ditanya lebih lanjut, pria yang akrab disapa BW itu menolak berkomentar.
Sebelumnya Jaksa KPK, Muhibuddin mengatakan, Bunda Putri belum sempat diperiksa KPK saat penyidikan tersangka Ahmad Fathanah maupun Luthfi Hasan Ishaaq. Muhibuddin beralasan, KPK belum sempat memeriksa Bunda Putri di penyidikan karena berkas Luthfi maupun Fathanah harus segera dilimpahkan ke pengadilan.
Namun peluang untuk memeriksa Bunda Putri masih terbuka, sebab, KPK belum merampungkan pemeriksaan terhadap Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman yang juga ditetapkan sebagai tersangka.
Dikabarkan, sehari setelah tertangkapnya Ahmad Fathanah oleh KPK, 29 Januari 2013, Bunda Putri sempat memanggil Presiden PKS saat itu dijabat Luthfi, ke rumahnya di kawasan Pondok Indah.
“Dia (Bunda Putri) tanya ada apa itu semalam? Saya dengar dari media dikaitkan dengan kementerian. Ustaz Luthfi bilang saya sudah cek itu swasta ke swasta, tidak terkait kementerian," ujar Ridwan mengutip percakapan Luthfi dan Bunda Putri.
Ridwan Hakim dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan rekaman penyadapan yang diputar jaksa dipersidangan, mengaku bahwa ada seorang menteri pernah berkunjung ke rumah Bunda Putri pada 27 Januari 2013. Menteri tersebut bertamu hingga pukul satu dinihari.
Sayangnya, Ridwan tidak menjelaskan siapa menteri yang “sowan” kepada si Bunda itu.[sbp]
Sumber :