BANDUNG, (PRLM) - Jawa Barat merupakan provinsi paling banyak penduduknya dibanding provinsi lain. Pada Pilpres depan, Jabar cukup menentukan sehingga bila ada calon presiden menggandeng tokoh Jabar bisa berpeluang untuk menang.
Hal ini dikatakan Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Dede Mariana. Menurut dia, secara analisa kualitatif, partai politik jika mencalonkan orang Jabar memiliki peluang kemenangan yang sangat besar dalam petarungan Pilpres.
Alasannya, imbuh dia, sekarang ini terjadi politik identitas, sehingga sentimen etnik bisa berpengaruh menarik pendukung.
"Apalagi masyarakat Jabar, mayoritas sangat menginginkan warga Jabar menjadi pemimpin nasional, yang memang sudah sejak lama tidak ada," katanya, Sabtu (3/5/2014).
Selain itu, kata Dede, jumlah pemilih di Jabar sangat banyak dibandingkan daerah lainnya. Maka ketika seorang tokoh Jabar memiliki basis massa yang kuat dan maju sebagai calon pemimpin, bukan tidak mungkin terpilih.
Dede mengatakan, kondisi kekinian calon yang berasal dari Jabar, dan berani siap menjadi pemimpin nasional, yakni Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan raja musik dangdut Rhoma Irama. Khusus untuk Aher yang merupakan panggilan akrab Ahmad Heryawan, imbuh dia, sudah memiliki modal utama, yakni bisa memenangkan pemilihan gubernur sebanyak dua kali.
Namun, kata Dede, Aher juga jangan terlena. Dia harus berusaha keras melakukan konsolidasi dengan rakyat Jabar. Sehingga dukungan kepada yang bersangkutan akan semakin banyak.
"Masyarakat Jabar itu merupakan golongan pemilih cair. Sehingga jika ingin Aher terpilih menjadi capres atau wapres harus ekstra keras melakukan konsolidasi," ujar Dede.
Dikatakan Dede, wacana beredar di lapangan Aher banyak dibicarakan cocok untuk mendampingi calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto. Bahkan jika hal ini terwujud, bisa menyaingi calon presiden dari PDIP Jokowi yang menurut lembaga survei selalu berada di tingkat tertinggi.
Selain itu, kata Dede, Aher memiliki beragam atau puluhan penghargaan atas kinerjanya selama memimpin Jabar. (Yedi S/"PR"/A-88)***
Sumber :