JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsy mengatakan hasil real count di Komisi Pemilihan Umum telah membangkitkan partai-partai Islam yang selama ini telah dikubur lembaga-lembaga survei.
Menurutnya, hasil rekapitulasi manual di KPU menunjukkan survei-survei jelang pemilu legislatif (pileg) yang membenamkan partai-partai Islam ternyata tak valid.
"Alhamdulillah, saya rasa pemenang Pemilu 2014 ini adalah partai-partai Islam. Bila dilihat, hasil penetapan KPU ini menjungkirbalikkan pendapat para pengamat politik yang menyatakan bahwa partai Islam telah tamat,"kata Aboebakar, Sabtu (10/5).
Aboebakar mencontohkan, banyak pengamat politik dan survei menempatkan PKS tak akan lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 3,5 persen. Bahkan PKS diprediksikan hanya meraup 2,2 persen. Ternyata perhitungan KPU menunjukkan partai pimpinan Anis Matta itu mendapatkan 6,97 persen suara.
Begitu pula Partai Amanat Nasional (PAN) yang sebelumnya diprediksikan hanya mendapatkan 1,7 persen, ternyata malah meroket dan meraup 7,59 persen suara. Hal serupa juga terjadi pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mampu meraup 9,04 persen suara Pemilu 2014 dan PPP yang meraih 6,58 persen.
Padahal, sebelumnya banyak lembaga survei menempatkan PKB hanya akan mampu mencapai 4,1 persen, sedangkan PPP bakal gagal melewati PT karena diprediksikan cuma meraih 2,4 persen.
Padahal, sebelumnya banyak lembaga survei menempatkan PKB hanya akan mampu mencapai 4,1 persen, sedangkan PPP bakal gagal melewati PT karena diprediksikan cuma meraih 2,4 persen.
"Oleh karenanya tidaklah berlebihan, bila saya katakan bahwa pemilu kali ini adalah kemenangan partai Islam atas prediksi dari para pengamat politik serta survei yang dilakukan lembaga konsultan politik," kata Aboebakar.
Anggota Komisi Hukum DPR itu menilai para pengamat yang selama ini menggiring opini bahwa Pileg 2014 sebagai hari akhir bagi partai Islam perlu menggulung kembali teorinya dan memasukkannya ke tempat sampah. "Sehingga tidak menyesatkan masyarakat," tegasnya.
Demikian pula lembaga survei yang selama ini merilis data partai Islam akan termakan parliamentary threshold, perlu kembali mereview metodologinya. "Jangan-jangan ada yang kurang tepat," kata Aboebakar. (abuhuz/jpnn).
Sumber :