Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan memimpin langsung aksi penolakan terhadap rencana eksekusi lahan Kantor Dinas Peternakan Jabar (Disnak) Jabar di Jalan Ir H Juanda (Dago) Bandung.
Ia bahkan menyempatkan berorasi di hadapan massa yang berjumlah ribuan orang yang sudah berkumpul di halaman Kantor Disnak Jabar sejak pagi.
Gubernur yang akrab disapa Aher itu sempat berorasi sekitar 15 menit. Meski singkat, orasi berapi-api yang disampaikan oleh orang nomor satu di Jawa Barat itu berhasil membakar semangat massa sekaligus membuat merinding bulu kuduk siapa pun yang mendengarnya.
Tak sedikit para PNS Disnak Jabar maupun massa yang mengaku merinding mendengar orasi Gubernur.
Sebab, Aher menyinggung berbagai hal terutama soal nasionalisme dan rasa keadilan.
Seperti inilah orasi Gubernur Jabar di hadapan ribuan petani, peternak, anggota ormas, dan berbagai elemen masyarakat lainnya yang bertekad mempertahankan aset negara dari rencana eksekusi Kantor Disnak Jabar tersebut.
"Saya Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat. Atas nama negara, atas nama keadilan, atas nama kebenaran, saya akan mempertahankan tanah dan bangunan ini sampai kapan pun," ujar Aher disambut gemuruh takbir massa.
"Wahai pihak penggugat yang salah, yang serampangan! Saksikan tidak akan pernah kami semua yang hadir di sini, saya atas nama negara tidak akan menyerahkan tanah ini kepada siapa pun," tambah Gubernur.
Dijelaskan Aher, objek yang disengketakan oleh para penggugat salah alamat. Pasalnya, persil yang digugat oleh penggugat adalah persil 46. Sedangkan, objek tanah Kantor Disnak Jabar adalah persil 24. Hal itu diperkuat dengan keputusan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang menyatakan bahwa lahan Disnak Jabar adalah persil 24. Selain itu, Pemprov Jabar pun memiliki sertifikat resmi lahan tersebut.
"Bagaimana mungkin persil 24 berubah jadi persil 46. Sampai kiamat pun persil tidak akan berubah. Ini persil 24. Sudah selesai sebetulnya. Tidak ada keputusan apa pun di negeri ini yang dapat mengubah persil," beber Aher.
"Saya jadi curiga pihak-pihak yang memaksakan dapat apa-apa dari penggugat. Meunang sabaraha euy? (Dapat berapa?) Satu miliar? Dua miliar? Kecil amat. Padahal harta negara yang mau dirampok nilainya sampai Rp 1 triliun. Masa rela dibayar rupiah kecil untuk mengkhianati negara. Rakyat seperti apa yang seperti itu," ungkap Gubernur dengan nada tinggi.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Aher juga menyampaikan apresiasi dan ungkapan terima kasih kepada berbagai elemen masyarakat yang mendukung Pemprov Jabar untuk mempertahankan aset negara tersebut.
"Saya bersyukur banyak kekuatan masyarakat yang spontan mendukung Pemprov. Ini luar biasa. Ini karena hati nurani membela negara. Saya atas nama Pemprov Jabar, atas nama masyarakat Jabar, atas nama negara mengucapkan terima kasih telah ikut mempertahankan aset negara ini. Itu bentuk nasionalisme yang paling hebat,"
"Saya yakin masyarakat Jabar sudah cerdas. Siapa pun yang merongrong negara termasuk mau merampok harta negara mari kita lawan dan pertahankan bersama harta milik negara ini," bebernya seraya mengakhiri orasinya dengan mengajak massa menyanyikan lagu "Bagimu Negeri"(tribun)
Sumber :