Belasan orang yang tewas akibat "tragedi" kemacetan parah sepanjang puluhan kilometer menuju pintu keluar Brebes Timur (Brebes Exit alias Brexit), Jawa Tengah, adalah murni kelalaian manajemen.
Begitu dikatakan mantan anggota Komisi III DPR RI, Djoko Edhi Abdurrahman dalam keterangan kepada redaksi, Jumat (8/7).
"Mereka bukan tewas korban laka. Bukan karena infrastruktur yang belum rampung. Mereka tewas karena kelalaian manajemen," terangnya.
Dia tegaskan, apabila dibuatkan simulasi manajemen tetap akan terbukti menjadi penyebabnya. "Pindah kasus itu ke sampel lain, hasilnya sama. Lalai di kebon binatang, mereka juga tewas. Di pasar malam, mereka juga akan tewas. Di jalan yang tak macet pun, mereka akan tewas," jelasnya.
"Manajemen di situ rusak. Manajemen itu membunuh lingkungannya. Manajemen di situ menfaith acomply agar manusia menjadi homo homini lupus."
Selain itu, Edhi juga menilai manajemen itu menciptakan kondisi horror, sehingga analisisnya adalah struktur manajemen.
"Presiden melakukan kampanye yang menyuruh publik lewat tol itu. Itu menyimpan pesan safetyness, efisien, efektif, dan menjanjikan sejuta harap. Maka berbondong-bondong orang masuk," urainya.
"Tapi ternyata iklan tak sesuai isinya: manajemen membunuh mereka. No safetyness! Iklan yang menipu. Yang dijanjikan madu, yang tersedia adalah racun. Manajemen itu membunuh lingkungannya !"
Dia tegaskan lagi, tak ada kesalahan yang dapat ditimpakan kepada pemudik dan korban tewas. Apalagi, mereka bukan ujug-ujug berbondong-bondong di brexit
"Jika isi pesan presiden sebaliknya, niscaya publik segera menghindari brexit. Presiden terlibat langsung pada tragedi itu. Sehebat apapun Dirjen Hubdar yang telah mengundurkan diri akibat kasus itu, jika promo dari presiden seperti tadi, takkan berdaya," demikian Djoko Edhie.(rmol)
Sumber :