Bu Jas dan ratusan warga gabung PKS Riau |
Pelantikan pengurus partai di tingkat kelurahan tentu biasa saja. Tak begitu istimewa dan menyita perhatian. Tapi berbeda dengan yang terjadi di sebuah kelurahan di Kota Pekanbaru Riau beberapa waktu lalu.
Momen Pelantikan DPRa PKS Kelurahan Tangkerang Barat (Tangbar), benar-benar berlangsung di luar dugaan. Betapa tidak, meski hanya tingkat kelurahan, namun dihadiri begitu banyak peserta seakan-akan ini acara setingkat wilayah.
Pengukuhan pengurus kelurahan sampai dihadiri lebih 120 orang, yang terdiri dari peserta TOP (Training Orientasi Partai), warga, juga para tokoh masyarakat, mulai dari Ketua RT hingga Ketua RW. Mereka berduyun-duyun datang dengan rasa ingin tahu, bahkan ikut mendaftar menjadi anggota baru PKS.
Selidik punya selidik, ternyata dibelakang sukses acara ini ada peran ibu-ibu alias "emak-emak".
Ada sedikitnya empat orang ibu-ibu yang berperan (tidak baperan ya, hehe) menjadi ‘Top Recruiter’, yakni yang paling banyak mengajak masyarakat hadir di acara itu. Satu dari mereka ada yang membawa belasan, puluhan, bahkan sampai ada yang membawa sebanyak 59 kawannya hadir di acara tersebut.
Ternyata, ada seorang ibu yang ceritanya menjadi viral setelah tetangga dan teman-temannya ikut mendengar kesan yang mendalam tentang PKS. Cerita ini sangat menginspirasi, sehingga masyarakat jadi termotivasi hadir dan ingin tahu lebih banyak tentang PKS.
Hal ini berangkat dari sebuah kisah nyata yang dialami salah seorang warga, yakni Jasmanidar (46 tahun). Sapaannya Bu Jas. Beliau merupakan seorang ibu rumah tangga. Ceritanya, bulan Juni lalu, suaminya diterima bekerja di sebuah perusahaan di Tarakan, Kalimantan Utara. Kontraknya selama tiga bulan, dan akhirnya berangkatlah sang suami ke Kalimantan.
Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tiba-tiba, Bu Jas menerima kabar lewat telepon bahwa sang suami jatuh sakit di rantau, sehingga memutuskan untuk pulang dan tidak jadi bekerja di perusahaan tersebut.
Namun, ketika Bu Jas akan check-in di bandara di Tarakan, tiba-tiba petugas meminta tanda bukti swab PCR dan surat vaksin. Padahal ketika kemarin berangkat dari Pekanbaru, tidak ada syarat-syarat seperti itu. Bertambah pula beban pikiran suami karena kondisipun sudah sangat lemah, uang pas-pasan, sementara tiket pesawat sudah terbeli.
Bu Jas berusaha meminta bantuan sanak famili dan coba menghubungi orang-orang terdekat atau kenalan di kota Tarakan. Kesimpulan yang didapatkan, suami harus menunggu sampai sepekan baru bisa mendapatkan syarat-syarat untuk bisa terbang kembali ke Pekanbaru.
Bu Jas menjadi galau, singkat cerita malampun tiba. Bu Jas menghubungi pembinanya di PKS, menceritakan seluruh kisahnya dan sang murabbiyah pembina beliau ini menyampaikan kepada suaminya pula, salah satu pengurus PKS di Riau.
Ternyata masalah Bu Jas ini sampai ke ‘telinga’ Koordinator DPP PKS Wilayah Sumatera Bagian Utara. Dengan gerak cepat langsung diminta keterangan KTP dan di mana saat ini posisi sang suami berada.
Ketua DPP PKS Wilayah Sumbagut Hendry Munief pun langsung menghubungi Ketua Koordinator PKS Wilayah Kalimantan dan langsung bertindak cepat. Seseorang lalu datang menjemput suami Bu Jas ke bandara.
Bukannya pakai ambulans, mobil yang menjemput ternyata mobil pribadi yang mewah dan berkelas. Bukannya diantar ke Kantor PKS, namun diantar langsung ke tempat penginapan yang nyaman. Selama sepekan menunggu untuk dapat vaksin dan swab PCR, beliau ditemani seperti seorang tamu penting.
"Begitulah kesan yang didapatkan dari kawan-kawan PKS di sana, padahal kami belum pernah kenal dan kami bukan siapa-siapa di PKS," cerita Bu Jas dengan mata berkaca-kaca.
Cerita ini lalu menyebar di antara warga. Dan banyak orang jadi ingin tahu lebih banyak tentang PKS. Selalu ada dikala kita butuh bantuan. Selalu dekat dan setia melayani.
Reli PKS Pekanbaru
Sumber :