Oleh: Erwyn Kurniawan
Usianya tak lagi muda. Menjelang 60 tahun. Berhelai rambutnya tampak mulai memutih. Langkah kakinya tertatih-tatih karena sakit. Tak bisa berjalan cepat. Namun selama sembilan hari umroh, dirinya begitu semangat dan tak kenal lelah.
Namanya Ustadz Eka Hardiana. Dari Kabupaten Bogor. Ke Tanah Suci bukan kali pertama baginya. Bahkan sudah menunaikan Ibadah Haji. Namun selalu ada kerinduan yang membuncah terhadap Baitullah.
"Rindu yang selalu datang. Karena itu saat ada tawaran umroh dari Ustadz Ahmad Syaikhu melalui Ustadz Wibowo, saya langsung menyatakan siap ikut," ujarnya.
Selama umroh, terlihat jelas bagaimana merindunya Ustadz Eka. Di Madinah, dirinya sangat bersemangat beribadah di Masjid Nabawi. Sekitar 30 menit sebelum masuk waktu sholat lima waktu, Ustadz Eka sudah meninggalkan hotel. Berjalan perlahan menuju masjid. Suhu Madinah yang menyengat tak membuatnya surut.
Khusus usai Sholat Maghrib, dia tak kembali ke hotel tapi tetap di masjid menunggu Isya. Diisinya waktu dengan membaca Al Qur'an, zikir dan doa.
"Kita harus maksimalkan. Mumpung ada di masjidnya Rasulullah SAW," katanya.
Begitu pula ketika di Mekah. Tiba di sana sekitar pukul 23.00 waktu setempat dalam kondisi berihram. Istirahat sekitar 15 menit untuk bersih-bersih, Ustadz Eka langsung menuju Masjidl Haram untuk thawaf. Dilanjutkan sa'i dan tahallul. Sekitar pukul 03.00 semua rukun umroh baru selesai.
Satu hari jelang kembali ke Tanah Air, Ustadz Eka kembali umroh untuk yang kedua kalinya.
"Tidak capek Ustadz?", tanya saya.
"Alhamdulillah tidak Akhi...."
Sungguh luar biasa Ustadz Eka. Sosok yang murah senyum dan gigih beribadah ketika Allah SWT telah memanggilnya menjadi tamuNya. Meski harus melangkah dengan kaki tertatih...
Erwyn Kurniawan
Sumber :