PEKANBARU – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi saat ini sering mengalami kenaikan. Kondisi itu sangat dirasakan oleh masyarakat lantaran kenaikan harga BBM tidak berbarengan dengan naiknya pendapatan bulanan.
Ketua Komisi III DPRD Riau Markarius Anwar saat dikonfirmasi mengaku merasa prihatin dengan naiknya harga BBM non subsidi di Riau. Ia menyebut, harus ada langkah konkrit dari pemerintah agar kenaikan BBM ini tidak terlalu berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat.
“Inflasi masih tinggi. Harusnya ada upaya konkrit pemerintah menahan laju inflasi yang cukup besar tahun ini,” kata Markarius, Ahad (17/7/2022).
Politisi PKS ini mengatakan, tingginya inflasi tak diiringi dengan kemampuan masyarakat. Sehingga membuat masyarakat semakin kesulitan. Artinya, perekonomian masyarakat tetap stagnan. Sementara harga BBM yang semakin naik juga berimbas dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Masalahnya kemampuan masyarakat tetap segitu. Coba kalau kenaikan harga BBM non subsidi ini diikuti kenaikan gaji mungkin agak lumayan. Masalahnya gaji pun tak ada yang naik ini. Para pegawai atau karyawan tetap seperti itu saja,” jelasnya.
Ia menambahkan, harusnya ada upaya pemerintah menahan laju inflasi yang cukup besar tahun ini.
“Kami tentu cukup prihatin dengan kenaikan harga ini. Kemudian kalau dilihat inflasi di negara ini masih tinggi,” kata dia.
Diketahui, harga BBM non subsidi untuk daerah Provinsi Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), yakni Harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp 16.900/liter. Kemudian, harga Dexlite naik menjadi Rp 15.700/liter. Lalu, untuk Pertamina Dex menjadi Rp 17.200/liter.
Sumber :