Bekasi (01/07) — Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Syaikhu minta para petani khususnya yang memproduksi anggur, untuk meningkatkan produktivitas dan pemasaran dengan teknologi digital. Cara ini diyakini akan mendatangkan keuntungan lebih banyak bagi petani.
Hal itu disampaikan Syaikhu dalam Webinar Meningkatkan Produktivitas dan Pemasaran Petani Anggur dengan Teknologi Digital, Kamis (30/6). Acara ini kerjasama Komisi I DPR RI dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang dihadiri 300 peserta secara virtual.
“Kita harus manfaatkan teknologi digital di sektor pertanian, khususnya anggur agar produktivitas dan pemasarannya meningkat sehingga mendatangkan keuntungan lebih banyak,” kata Syaikhu.
Menurut Syaikhu, pertanian merupakan bidang yang menjadi andalan. Betapa tidak, ada sekitar 100 juta orang yang bekerja di sektor pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian pada 2021 mengalami pertumbuhan positif, dimana distribusi penduduk yang bekerja mencapai 29,96 persen atau sekitar 1,86 juta orang pertahun (Y on Y).
“Itulah mengapa negara kita dikenal dengan sebutan Negara Agraris. Sebab nyaris setengah jumlah penduduknya hidup di pertanian,” ujar Syaikhu.
Di sisi lain, sektor pertanian terbukti tangguh dalam menghadapi badai krisis. Contohnya ketika Pandemi Covid 19 melanda. Saat hampir semua sektor terkena dampaknya, justru pertanian mampu menghadapi krisis. Ini bisa dilihat dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020.
Saat mengalami pencapaian negatif 5,32% y-o-y, sektor pertanian justru berhasil tumbuh 2,19% y-o-y, bandingkan dengan sektor industri pengolahan yang mengalami minus 6,19% dan sektor perdagangan -7,57% pada periode yang sama.
“Tentu saja, data dan fakta ini sebuah potensi sangat besar yang harus dioptimalkan. Dan di Era Digital ini, peluang untuk meningkatkan produktivitas dan pemasaran hasil pertanian terbuka lebar,” jelas Syaikhu.
Ketika petani mengadopsi model teknologi yang paling sederhana sekalipun, lanjut Syaikhu, itu akan sangat menguntungkan mereka. Contoh: teknologi penerimaan informasi pertanian berbasis ponsel telah teruji menguntungkan bagi petani.
Ada sebuah penelitian menunjukan bahwa petani di sub-Sahara Afrika dan India yang menerima informasi pertanian melalui ponsel, mampu meningkatkan produktivitasnya hingga 4%.
Pada tahap penjualan dan distribusi, teknologi digital berbasis e-commerce mampu memberikan harga yang lebih menarik dan menguntungkan bagi petani. Sebab, peran dari e-commerce adalah menjual produk dari petani langsung kepada konsumen.
“Ini semua tentu saja harus kita manfaatkan agar produksi anggur optimal dan pemasarannya semakin luas. Jika ini terjadi, maka petani pun akan meningkat kesejahteraannya”, pungkas Syaikhu.
Hadir dalam acara ini Dirjen Aptika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan dan Ketua Yayasan Anggur Sejahtera Indonesia Dini Wahyuni.
Sumber :