Tampilkan postingan dengan label Khalid bin Walid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khalid bin Walid. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Februari 2020

Jadilah kitab walau tak ada judulnya. Namun, jangan menjadi judul tanpa ada kitabnya

" Kun kitaaban bi laa ‘unwaanin, wa laa takun ‘unwaanan bi laa kitaabin"

("Jadilah kitab walau tak ada judulnya. Namun, jangan menjadi judul tanpa ada kitabnya")

@ Anis Byarwati

Mungkin kita pernah menjadi pengurus di beberapa tempat sekaligus, apakah menjadi ketua, atau dalam periode yang sama, kita punya jabatan di banyak organisasi/perkumpulan.
Semua jabatan itu adalah al 'unwan (judul) yang menempel pada diri kita.

Tampaknya keren ya.
Ya.. Judul memang membuat kita tampak keren dan mentereng, apalagi kalau dicantumkan dalam CV..😊
Semakin banyak judul yang dicantumkan, semakin keren kan CV kita.

Jumat, 18 September 2015

Suksesi Kepemimpinan di PKS, Implementasi Nilai-nilai Demokrasi Pancasila


Masih ingat kita bunyi dari sila keempat Pancasila? 'Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan' itulah bunyinya. 
Salah satu dasar dari lima pondasi yang membangun bangsa dan negara ini. Pancasila juga disebut sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), satu di antara banyak partai di Indonesia yang sejak didirikannya memilih Islam sebagai ideologi partainya. Itu artinya setiap nafas pergerakan partai ini adalah Islam. Maka wajar jika PKS menisbatkan diri sebagai partai dakwah.

Kamis, 08 Agustus 2013

Hikmah Memaafkan

Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Segala sesuatu telah ia persiapkan secara matang, sebilah pedang tajam sudah disandangnya, dan ia pun masuk ke kota suci Madinah tempat Rasulullah bermukim.
Dengan semangat meluap-luap ia mendatangi majelis Rasulullah, untuk melaksanakan niatnya. Umar bin Khattab yang melihat gelagat buruk itu, langsung menghadang Tsumamah. Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”. Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung meringkusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya, kemudian ia dibawa ke masjid.