Dalam rangka mendekati pemilih Islam, Tim Kampanye salah satu capres menyebarkan keahlian capresnya. Sayangnya, pernyataan dan berita-berita yang dirancang sebagai kampanye itu justru menjadi senjata makan tuan. Apa saja ? Berikut ini 3 contohnya:
Memberitakan Capres Jadi Imam Dzuhur, Bacaan Qur’an-nya Panjang dan Bagus
Media-media pro capres tertentu memberitakan bahwa Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin memuji capres tersebut bacaan Qur’an-nya panjang dan bagus saat menjadi Imam Zhuhur di kantor PP Muhammadiyah. Sejak awal dirilis, berita itu sangat menggelikan bagi umat Islam yang terbiasa shalat berjamaah.
Sebagaimana lazim diketahui, shalat berjama’ah yang surat Alfatihah dan surat lainnya dibacajahr (dikeraskan suaranya) hanyalah shalat Maghrib, Isya’ dan Subuh. Sedangkan dalam shalat Dzuhur dan Ashar, bacaan surat Alfatihah dan surat setelahnya tidak dikeraskan. Sehingga jika ada berita capres mengimami shalat Dzuhur dengan bacaan surat yang panjang dan fasih, pastilah berita itu bohong, atau capresnya tidak mengerti shalat berjama’ah.
Dan benar, beberapa hari setelah berita itu tersebar, beredar video yang membantah berita tersebut. “Video klarifikasi, Din Syamsuddin tak pernah puji bacaan shalat capres tertentu panjang dan bagus,” demikian inti judul-judul berita klarifikasi beserta videonya yang dirilis media-media Islam. “Din Syamsuddin Merasa Diplintir Media Pro-......” pun menjadi headline media umum seperti Inilah.com.
Sebarkan Foto Capres Jadi Imam, Makmumnya Campur Pria dan Wanita dalam Satu Shaf
Pasukan dunia maya yang sering dikenal sebagai Cyber Army capres tertentu juga menyebarkan foto capresnya menjadi imam, sebagai salah satu bentuk kampanye kedekatannya dengan Islam. Sayangnya, foto “shalat jamaah” tersebut justru memancing kontroversi. Pasalnya, dalam foto tersebut, tampak jamaah laki-laki dan jamaah perempuan berada di dalam shaf yang sama.
Bacaan Doa Iftitah Capres Lancar
Setelah beredar video klarifikasi Din Syamsuddin, tim kampanye capres tersebut rupanya tidak jera. Mereka kembali menyebarkan berita bahwa capresnya pandai mengimami shalat.
“Dengar saja dia baca doa, baca iftitah, itu lancar kok,” kata salah satu tokoh pendukung capres tersebut seperti dikutip Kompas, Jum’at (30/5).
Lagi-lagi, berita ini membuat “geli” umat Islam yang paham shalat berjamaah. Pasalnya, dalam shalat apapun, bacaan doa iftitah tidak dikeraskan. Bagaimana mungkin makmumnya bisa menilai bacaan iftitah capres tersebut saat jadi imam lancar? [Jj/bersamadakwah]
Sumber :