Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil heran dengan sikap Sekjen PBB Ban Ki-moon yang meminta Indonesia tak menghukum mati para terpidana kasus narkoba. Dia mengatakan, kenapa hanya kepada Indonesia saja, PBB berani menentang.
Padahal, beberapa negara seperti di Amerika Serikat juga masih menerapkan hukuman mati, dengan menyuntik mati bagi pelaku kejahatan berat. Namun sayang, Nasir menyebut PBB tak berani mengkritik Amerika.
"Ban Ki'moon beraninya sama Indonesia. Sama Amerika berani nggak dia?," kata Nasir saat dihubungi, Selasa (28/4).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) justru meminta Ban Ki-moon, agar fokus saja dengan hasil Konferensi Asia Afrika yang baru saja usai digelar di Indonesia. Dimana salah satunya, negara-negara di 2 benua ini sepakat menginginkan kemerdekaan Palestina.
"Ban Ki-moon sebaiknya menindaklanjuti hasil KAA saja, ketimbang ngurus warga negara orang. Palestina harus merdeka," katanya.
Namun demikian, dia menilai, jika semua masukan maupun kecaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap hukuman mati di Indonesia harus tetap diperhatikan. Sebab, lanjut dia, untuk mengevaluasi sistem peradilan di Indonesia agar semakin baik ke depannya karena menyangkut nyawa dan masa depan seseorang.
"Tapi kecaman ataupun penolakan yang disampaikan oleh pihak luar Indonesia, harus dijadikan introspeksi terkait dengan sistem peradilan pidana kita. Ke depan para hakim diharapkan hati-hati dalam memutuskan vonis mati. Sebab ini menyangkut dengan nyawa dan masa depan seseorang," pungkasnya.
Sumber :