Selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Berbahagia memasuki bulan Ramadhan karena semua amal kita mendapat balasan berlipat ganda.
Ada beberapa hal yang penting diperhatikan, antara lain:
Pertama, Ramadhan adalah bulan ibadah yang dianugerahkan Allah kepada kita. Konsekuensi logisnya kita harus meningkatkan ibadah dan takwa kita. Pola kehidupan ibadah inilah yang harus berubah, bukan pola konsumsi. Shalat, puasa, membaca Alquran, teraweh, dzikir, istighfar, taubat, doa harus menemukan kekhusyu’annya.
Sementara konsumsi justru sebaliknya harus berkurang. Karena salah satu tanda puasa secara fisik adalah makanan yang dikonsumsi dalam keseharian Ramadhan harus lebih sedikit dibanding bulan biasanya.
Secara matematik dapat dipahami dengan mudah, sebab makan di bulan Ramadhan hanya 2 kali, dibanding hari hari biasa yang kebanyakan 3 kali.
Kedua, harus ada peningkatan kepedulian sosial. Rasa lapar puasa harus mendorong kepedulian sosial kita terhadap fakir miskin. Sebab dengan puasa kita merasakan apa yang sering mereka rasakan sehari-hari. Kalaupun ada peningkatan anggaran hendaknya meningkat pada belanja infak untuk fakir miskin, bukan untuk konsumsi pribadi karena ukuran Ramadhan ada pada peningkatan iman, taqwa dan ibadah.
Ketiga, puasa harus membangun karakter baru. Karakter yang menyatukan kekuatan moral dan kekuatan profesional. Puasa menghadirkan sosok yang selalu merasa dilihat oleh Penciptanya yang berakibat pada semakin kokohnya moral seseorang, sehingga jauh dari penyimpangan. Pada saat yang sama dia juga terpanggil untuk memiliki kemampuan mengolah sumber daya alam dengan kemampuan profesionalnya untuk menghadirkan kesejahteraan. Moral yang kuat dan kesejahteraan ini yang menjadi ciri kecemerlangan peradaban Islam.
Keempat, puasa adalah sumber kekuatan. Rasa lapar pada titik tertentu akan berubah jadi kekuatan. Oleh karenanya banyak prestasi prestasi besar hadir di pentas sejarah terjadi pada bulan Ramadhan. Mulai dari kemenangan perang badar hingga proklamsi kemerdekaan RI terjadi di bulan Ramadhan.
Sumber: