Delegasi Asosiasi Mubaligh dan Mubalighah Indonesia (AMMIN) yang dipimpin oleh Sulaeman Hayyun pada Jumat, 16 November 2018, bersilaturahmi kepada Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) di Lt. 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta.
Sulaeman kepada HNW mengatakan, AMMIN pada 28 Desember 2018 berusia 1 tahun. “Kami berdiri setahun yang lalu”, ujarnya. Sebagai organisasi masyarakat, dikatakan AMMIN sudah memiliki akta. Kehadiran mereka pada hari itu untuk mengundang HNW dalam Milad I yang akan diadakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Meski sebagai organisasi yang menghimpun para pendakwah, AMMIN disebut juga bergerak dalam bidang perekonomian. “Kami merintis usaha perkulakan”, ungkapnya. Apa yang dilakukan itu sebagai upaya untuk memberdayakan perekonomian mubaligh, mubalighah, dan ummat Islam.
Sulaeman juga mengungkapkan AMMIN hendak membuat studio. Di studio itu para pendakwah, seperti ustad, ulama, mubaligh, dan kiai bisa melakukan rekaman dakwahnya dan selanjutnya didistribusikan ke stasiun-stasiun televisi yang membutuhkan.
HNW merasa bahagia atas kedatangan AMMIN. Dikatakan dirinya mendukung apa yang dilakukan organisasi itu. Menurut Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu, perjuangan dalam berdakwah itu sangat luas bidangnya. “Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara”, tuturnya.
Disebut bisa lewat ekonomi, politik, dan bidang lainnya. Sebagai wakil rakyat apa yang dilakukan selama ini merupakan bentuk dakwah. “Kita berdakwah lewat pembuatan undang-undang, pengawasan, dan budgeting”, ujarnya. Dari sinilah dikatakan oleh pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu dakwah tak bisa berjeda, “tak mungkin dakwah dilakukan sekali dalam lima tahun”, paparnya. “Apalagi dilakukan menjelang Pemilu”, tambahnya.
Meski dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara namun untuk berjuang di jalan Allah ini juga mempunyai tantangan. Paling penting bagi para pendakwah adalah melakukan amanah dakwahnya sehingga membawa ummat kepada kehidupan yang lebih baik.
Dirinya senang ketika AMMIN bergerak dalam bidang ekonomi keummatan. Menurutnya bila para pedakwah mempunyai kehidupan perekonomian yang sukses, hal demikian akan memudahkan dirinya dalam berdakwah di masyarakat.
Lebih lanjut dikatakan, sekarang ulama menjadi rujukan masyarakat dalam kehidupan keseharian. Dari sinilah HNW yakin AMMIN juga menjadi rujukan ummat. “Untuk itu AMMIN harus menjadi pencerah dan pembawa ummat menuju kehidupan yang lebih baik”, harapnya.
AMMIN juga didorong menjadi organisasi yang mempunyai nilai lebih. “Pemberi solusi pada ummat”, tuturnya. Hal ini disampaikan sebab organisasi yang ada masyarakat juga menjadi rujukan. Diharapkan agar program kerja yang ada dimatangkan. “Serta perlu keseriusan para pengurus”, paparnya.
Diakui oleh HNW, pendakwah dalam menjalankan amanahnya kadang tak mengenal waktu. “Ada yang berdakwah dari pagi hingga subuh”, ungkapnya. Hal demikian kadang membuat para pendakwah mengabaikan kesehatannya. Ia berharap AMMIN bisa melakukan kerja sama dengan dokter, rumah sakit, atau apotek untuk memberi asuransi kesehatan pada para pedakwah.
Sumber :