Pemilu 2019 merupakan bagian dari proses demokrasi di Indonesia. Sebagai salah satu partai yang berkontestasi, PKS mencoba menawarkan politik gagasan kepada para pemilih.
PKS beranggapan bahwa adu gagasan ini dapat menjadi solusi cerdas terhadap masifnya kampanye negatif bahkan kampanye hitam yang beredar di masyarakat.
Alih-alih membuat muak para pemilih dengan politik yang penuh intrik dan drama, PKS mengajak para pemilih untuk beradu argumentasi dan logika dalam menelurkan kebijakan politik yang berpihak untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Dalam arahan singkat di Acara Halal bi Halal dan Silaturrahim Tokoh yang diadakan DPW PKS Sumatera Selatan (6/7), Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menyampaikan bahwa PKS akan tetap memperjuangkan SIM seumur hidup dan hapus Pajak Motor di Parlemen.
“Walaupun janji kita jika PKS menang dan kenyataannya PKS belum berhasil mendapatkan suara mayoritas, tapi kita akan tetap membawa dan memperjuangkan hal ini. Di pembahasan Renstra nanti akan kita masukkan dan perjuangkan, karena itu janji kita kepada para pemilih,” tegas Hidayat.
Di depan ratusan caleg PKS se-Sumatera Selatan baik yang terpilih maupun yang belum terpilih, Hidayat berpesan agar di parlemen, Aleg PKS harus saling mengingatkan dan jangan membiarkan kedzaliman.
Caleg terpilih PKS harus bisa meningkatkan kemampuan komunikasi dan kapabilitasnya dalam membawa aspirasi rakyat.
Hidayat juga menambahkan bahwa hasil pemilu 2019 berpengaruh pada peta politik hingga 2024. “Jika pemilih partai Islam 20% saja pada pemilu kemarin, maka tahun 2024 ummat Islam bisa mengajukan Calon Presiden sendiri.
Keberadaan partai Islam bukan menjadi musuh. Keberadaan kita menjadi wata’awanu ‘alal birri wat taqwa walaa ta’awanu’alal itsmi wal udwan. Yaitu tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.”
Sumber :