Jakarta (20/06) — Anggota DPR yang juga sebagai Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, mengingatkan pentingnya peran Majlis Taklim dan para Ustadz/Ustadzah dalam peningkatan kewaspadaan dan pencegahan wabah Covid-19, terutama di tengah semakin meningkatnya jumlah warga yang wafat atau tertular Covid-19.
Bahkan banyak tokoh agama kita yang terpapar juga. Peran itu bisa dilakukan oleh setiap Ustadz/Ustadzah, Majlis Taklim, dan lain-lainnya. Agar berkontribusi maksimal menyelamatkan diri, keluarga, anggota Majlis Taklim, umat dan masyarakat di sekitar kita, dari bahaya Covid-19.
Yang demikian itu agar kalau kita sehat wal afiat wa selamat, maka kita dapat lebih optimal dalam memperjuangkan kemaslahatan umat, bangsa dan negara yang kita cintai ini,” demikian disampaikan Hidayat Nur Wahid yang biasa dipanggil HNW melalui sambutannya secara virtual pada kegiatan Halal bi Halal Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Pancoran, Jakarta Selatan (19/06/2021).
HNW juga mengingatkan bahwa data hingga bulan April 2021 dari Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) mencatat bahwa sebanyak 333 kiai dan nyai dari NU yang meninggal dunia selama pandemi virus Corona, yaitu 286 ulama pria dan 47 ulama perempuan.
“Belum lagi para ulama dan tokoh umat dari ormas-ormas dan kalangan lainnya yang wafat karena Covid-19, seperti Syeikh Ali Jaber, Dr. Nadjamuddin Ramli (Pimpinan MUI dan PP Muhammadiyah) dan para ustadz maupun ustadzah lainnya.
Tentunya ini menuntut kita agar semakin berupaya melindungi para ustadz dan ustadzah juga para jemaah dari musibah Covid-19, dengan mengedukasi cara yang benar menyikapi Covid-19, termasuk melakukan vaksinasi, sebagaimana semuanya juga diarahkan oleh MUI, NU, Muhammadiyah, dan lain-lainnya,” ungkap HNW.
Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan ini juga mengingatkan para hadirin yang merupakan para ustadzah dan tokoh masyarakat anggota dan pimpinan BKMT Jakarta Selatan, agar dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19 juga mementingkan ‘M’ yang utama yaitu Meningkatkan ketakwaan, Memperbanyak doa, Menguatkan ikhtiar, dalam rangka mencegah musibah Covid-19 ini.
“5 M kita sebaiknya dimulai dengan M yang pertama: Meningkatkan takwa dan Munajat meminta perlindungan kepada Allah SWT. Dengan niat demikian, insya Allah kita semakin siap dan kuat dalam menyelamatkan diri, keluarga, lingkungan, hingga jemaah dan majelis kita, serta masyarakat pada umumnya,” imbau HNW dalam sambutannya.
HNW mengingatkan bahwa kondisi kesehatan yang prima sangat penting bagi para ustadz, ustadzah, dan Umat, di tengah kondisi bangsa dan negara yang menghadapi banyak permasalahan.
“Karena jika kita sehat dan terbebas dari wabah Covid-19, maka kita tidak terhambat dalam berkontribusi menghadapi berbagai permasalahan yang mendera Bangsa, seperti moral anak bangsa dengan masalah kejahatan seksual terhadap anak-anak, pornografi, narkoba, dan masalah-masalah lainnya yang memerlukan peran serta kita sebagai ustadz dan ustadzah.
Karena umat dan rakyat membutuhkan peran dan kontribusi kita, maka sudah barang tentu para Ustadz/Ustadzah perlu tetap dalam kondisi fit dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani,” tegas HNW.
Selain itu Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini juga mengingatkan permasalahan aktual lainnya yang perlu diwaspadai dan menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa, termasuk Majlis Taklim dan para Ustadzahnya.
“Kita juga bertanggungjawab menyelamatkan bangsa ini dari segala bentuk penjajahan, apa pun bentuknya pada hari ini, baik penjajahan ekonomi, sosial, budaya, maupun bentuk lainnya.
Utamanya dalam rangka menjalankan Konstitusi, tetapi sekaligus tentunya kita tidak ingin terulang kembali upaya-upaya pelemahan dan penyimpangan terhadap Pancasila, dimana Pancasila hendak diperas menjadi Trisila atau Ekasila, yang sangat tidak sesuai dengan kesepakatan final Bapak-Bapak Bangsa Indonesia.
Kita juga tentu perlu mewaspadai upaya-upaya penyelewengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Di antaranya upaya menyusupkan narasi menyesatkan dalam Kamus Sejarah Indonesia yang pada jilid 1-nya menghilangkan peran KH. Hasyim Asyari, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, Mr. Syafrudin Prawiranegara, M. Natsir, mereka Tokoh-Tokoh Umat Islam yang sangat berjasa dalam Pembentukan Negara Indonesia, dan malah memasukkan tokoh-tokoh pemberontak PKI seperti Musso, Amir Syarifuddin, Alimin, Semaun, DN Aidit, dan lain-lain.
Alhamdulillah sesudah ditolak oleh ormas-ormas Islam (NU, Muhammadiyah, MUI) juga oleh PKS, serta elemen masyarakat lainnya, akhirnya Kamus itu ditarik,” lanjutnya.
Oleh karenanya, kendati pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir dan sedang semakin memburuk, HNW berharap agar segala keterbatasan di masa pandemi tidak menjadi penghalang yang menghambat para tokoh BKMT dan umat dalam menjalankan aktivitas dakwahnya.
“Kita tentu sadar bahwa kelak masa selepas pandemi akan berbeda dengan sebelumnya. Karenanya kepada BKMT dan para ustadz-ustadzah dan tokoh masyarakat tentu bisa mengambil contoh dari dua ilmuwan Muslim keturunan Turki;
Profesor Ugur Sahin dan Oezlem Tuereci yang tidak berhenti berkarya ketika pandemi, bahkan keduanya berhasil menemukan vaksin Pfizer yang sangat diandalkan dalam mencegah Covid-19.
Dengan kesungguhan kita dalam beradaptasi dengan teknologi informasi terkini, kita dapat tetap aktif dan fit dalam menjalankan aktivitas dakwah kita dengan sepenuh profesionalitas dan optimisme, untuk menshalihkan, mencerdaskan dan menyelamatkan umat, masyarakat, dan NKRI yang kita cintai,” tutup HNW.
Sumber :
https://fraksi.pks.id/2021/06/20/hnw-ajak-bkmt-dan-ulama-selamatkan-umat-dari-ancaman-covid-19/