Tampilkan postingan dengan label DN Aidit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DN Aidit. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Juni 2021

HNW Ajak BKMT dan Ulama Selamatkan Umat dari Ancaman Covid-19


Jakarta (20/06) — Anggota DPR yang juga sebagai Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, mengingatkan pentingnya peran Majlis Taklim dan para Ustadz/Ustadzah dalam peningkatan kewaspadaan dan pencegahan wabah Covid-19, terutama di tengah semakin meningkatnya jumlah warga yang wafat atau tertular Covid-19.

“Jangan sampai kita meremehkan bahaya Covid-19 yang saat ini semakin menyebar dan membahayakan. Karena faktanya Covid-19 tidak membedakan latar kewarganegaraan, umur, jenis kelamin, maupun Agama. 

Minggu, 25 April 2021

Sebut PKI Gemar Belokkan Sejarah, Tifatul Sembiring: Hati-hati Mereka Masuk ke Pelajaran Sejarah dan Kurikulum



Jakarta (23/04) — Anggota DPR RI, Tifatul Sembiring belum lama ini menyoroti kabar munculnya sejumlah nama tokoh komunis dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I. Tifatul mengaku sepakat dengan pernyataan bahwa sejarah kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) tengah dibelokkan.

Menurutnya para anggota atau pengikut PKI memang gemar memutarbalikkan fakta dan membelokkan sejarah Indonesia. Dia menuturkan bahwa pihak PKI tak senang dengan sejarah yang ada atau yang lurus. Maka pembelokkan sejarah dilakukan oleh mereka.

Senin, 13 Mei 2013

Razia Agustus Sukiman: Sebuah Catatan Ringan Buat Kondisi PKS Terkini



Oleh: Ragil Nugroho
Apa yang terjadi pada PKS [Partai Keadilan Sejahtera] saat ini mengingatkan pada peristiwa “Razia Agustus Sukiman” 1951—sebuah kejadian untuk menjegal konsolidasi PKI [Partai Komunis Indonesia].
Bisa jadi “razia” terhadap orang-orang PKS akan terus berlanjut: besok, misalnya, Anis Matta ditangkap, lusa Hilmi Aminuddin, minggu depan Fahri Hamzah atau yang lain. Pada titik ini mungkin pengalaman PKI menghadapi situasi krusial bisa menjadi referensi bagi PKS.
Setelah dipukul secara politik dengan episode ditangkapnya Luthfi Hasan oleh KPK, PKS mampu berkonsolidasi dan bangkit. Dalam Pilkada di dua propinsi besar di Indonesia—Jawa Barat dan SumateraUtara—PKS bisa muncul sebagai jawara.