Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengucapkan selamat Milad ke-90 bagi Rabithah Alawiyah (RA). Organisasi ini berdiri pada 27 Desember 1928 sebagai wadah yang menghimpun para habib.
Ucapan itu disampaikan saat dirinya memberi sambutan dalam acara syukuran 90 Tahun RA yang digelar pada Minggu malam, 16 Desember 2018, di Hotel Aston TB Simatupang, Jakarta.
Kehadiran organisasi ini diakui telah memberi banyak kontribusi bagi perjalanan Indonesia. HNW menyebut kehadiran RA dengan beragam aktivitas menunjukan organisasi yang menghimpun keturunan Arab itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia.
"Dengan demikian sudah tak pantas bila kita mendikotomikan antara ke-Indonesia-an dan ke-Arab-an", ujar pria yang juga menjadi Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu.
Pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu berharap organisasi ini tak sekadar mengenang perjalanan masa lalunya namun juga harus melihat masa depan. "RA tak boleh berhenti di usia 90 tahun", ujarnya.
"Juga harus berpikir ke depan", tambahnya. Diakui masa lalu adalah hal yang penting. Ia dijadikan ibrah atau pelajaran namun bukan sebagai paku yang membuat kita tak bisa bergerak.
Diakui, para pendatang dari Handramaut Yaman ke nusantara dengan berbagai kesulitan yang ada namun setelah tiba di nusantara, banyak aktivitas yang dilakukan. Sebelum ada RA sudah ada organisasi serupa yakni Jamiatul Khair. Organisasi yang berdiri pada tahun 1900-an ini tidak hanya mempunyai kontribusi dalam sejarah perjalanan bangsa namun juga berperan dalam percaturan dunia.
Jamiatul Khair yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi menurut HNW menanamkan benih nasionalisme bangsa Indonesia. Pada tahun 1903, saat Kongres Ummat Islam, dihasilkan deklarasi yang menyatakan tak boleh membiarkan bangsa ini hidup di bawah penjajahan bangsa asing, Belanda. "Dari sini menunjukan organisasi Islam telah menanamkan nasionalisme", paparnya.
Peran habib dan keturunan Arab menurut HNW tak hanya diberikan oleh organisasi yang menghimpunnya. Dari individu mereka pun juga ada. Disebut H. Muthahar adalah sosok habib yang telah berkontribusi pada Indonesia lewat lagu yang digubahnya. "Mars Hari Merdeka dan Syukur merupakan lagu ciptaan H. Muthahar", tuturnya. Lagu-lagu itu sering dinyanyikan apalagi di saat memperingati HUT Indonesia. "Lagu heroik yang menunjukan cinta Indonesia", tuturnya.
HNW menceritakan, menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945, Soekarno sowan ke Habib Kwitang. Dalam pertemuan itu, Habib Kwitang mendukung kemerdekaan Indonesia. Kabar Indonesia merdeka pun tidak hanya disampaikan kepada jamaahnya yang ada di Jakarta namun juga disampaikan kepada Habib yang ada di Palu, Sulawesi.
Peran-peran kebangsaan seperti inilah yang menurut HNW ke depan perlu lebih dikedepankan apalagi dalam era global saat ini. "Banyak peran yang perlu diperbuat RA", harapnya.
Diharapkan di tahun politik, RA bersama ormas yang lain dapat berperan dalam menghasilkan Pemilu yang berkualitas, yang menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin yang berkualitas. Untuk itu didorong organisasi ini mau berdialog dengan partai politik untuk mencapai tujuan itu.
Hadir dalam Milad itu selain HNW, adalah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Sumber :