Ende Flores (15/09) — Ketua Majelis Syuro PKS Dr. Salim Segaf Aljufri mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno di Ende Flores Nusa Tenggara Timur, Senin 12 September 2022. Turut mendampingi Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini, serta jajaran DPP dan DPW PKS NTT.
Dr. Salim sejak dari Bandara Ende hingga rumah pengasingan Bung Karno lalu dilanjutkan acara dialog kebangsaan lintas agama, budaya, dan profesi di Hotel Grand Wisata Ende mengenakan pakaian khusus ala Proklamator Republik Indonesia tersebut.
“Hari ini saya berada di tempat pengasingan Bung Karno yaitu di Ende NTT, tepatnya di kampung Ambugaga, Kelurahan Kota Raja, untuk napak tilas perjuangan dan pengorbanan Bung Karno untuk republik,” ungkap Dr. Salim.
Menurut Dr. Salim di sinilah Bung Karno diasingkan karena sikap-sikapnya yang menentang penjajahan Hindia Belanda. 4 tahun, 9 bulan, 4 hari beliau di sini dari tahun 1934 sampai tahun 1938.
“Beratnya tekanan penjajah sehingga beliau harus diasingkan naik kapal barang dari Surabaya berhari-hari mengarungi samudera hingga tiba di tempat ini,” terangnya.
Menteri Sosial RI 2009-2014 ini mengajak generasi bangsa untuk mengenang dan meneladani perjuangan Bung Karno yang begitu berat. Menurutnya ada dua pelajaran penting dari napak tilas pengasingan Bung Karno di Ende.
“Pertama, meski diasingkan bahkan dipenjara Bung Karno tidak pernah sekalipun putus asa. Pengasingan tidak pernah membuat Bung Karno surut dalam perjuangan,” ungkapnya.
Justru di tempat ini, Bung Karno terus berpikir dan merancang kemerdekaan Indonesia. Di sinilah Bung Karno menggali nilai-nilai Pancasila sehingga daerah ini juga dikenal dengan Kota Pancasila.
“Kedua, pengasingan tidak bisa memenjarakan pikiran-pikiran besar. Dari Bung Karno kita belajar bahwa republik ini dibangun oleh orang-orang besar dengan pikiran besar. Besar jiwa, besar pikirannya, untuk bangsa,” tandasnya.
Bung Karno, kutip Dr. Salim, pernah berpesan, perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.
“Tugas kita sekarang untuk melanjutkan estafet perjuangan Bung Karno dengan mencintai negeri ini, menjaga NKRI, dan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Dan itu semua hanya bisa terwujud jika kita bersatu dan berkolaborasi,” pungkas Dr. Salim.
Sumber :