Jakarta (21/09) — WHO menyebut ada optimisme bahwa pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Salah satu indikatornya adalah angka kematian akibat Covid-19 paling rendah sejak Maret 2020.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mengungkapkan, Indonesia harus bersiap diri untuk kebangkitan dari sisi ekonomi terutama sektor riil jika saatnya nanti pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir.
Namun, ungkap Kurniasih, kebangkitan ekonomi jelang pandemi berakhir kembali terhambat dengan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Jika pada saat pandemi ekonomi dihantam dari faktor luar yang sulit kita kendalikan, tapi pada saat mau bangkit justru hantaman itu datang dalam kebijakan yang sadar dilakukan pemerintah dengan menaikkan harga BBM bersubsidi,” kata Kurniasih dalam keterangannya.
Kurniasih menambahkan, beberapa proses kebangkitan bisa dimulai terutama untuk membantu ekonomi riil yang berputar di masyarakat dan juga para pekerja yang sempat dirumahkan.
“Salah satu indikator kebangkitan ekonomi kita usai pandemi dengan meminta kepada perusahaan untuk mempekerjakan kembali para pegawai yang dirumahkan akibat pandemi, seiring dengan insentif yang diberikan pemerintah,” sebut Kurniasih.
Di sisi lain juga perlu dilakukan dukungan terhadap UMKM agar bisa kembali berusaha dan mendukung perputaran ekonomi masyarakat di bawah.
“Antisipasi PHK dan juga meningkatnya angka pengangguran bisa dengan memulihkan sektor UMKM kita. UMKM bisa merekrut pekerja dan mengurangi angka pengangguran. Juga bisa menjadi alternatif usaha bagi mereka yang terkena PHK atau dirumahkan,” kata Anggota DPR RI Dapil Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri.
Dukungan terhadap sektor-sektor yang terdampak parah akibat pandemi juga bisa dilakukan. Beberapa sektor seperti pariwisata, perdagangan, retail bisa diwujudkan.
“Tapi upaya optimisme kebangkitan ekonomi ini dipukul dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. Sehingga percepatan kebangkitan yang dilakukan pasti bisa melambat,” tegas Kurniasih.
Sumber :