Pelecehan terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh seorang oknum yang merupakan Warga Negara Malaysia mendapat perhatian Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah. Ia menyoroti bahwa diplomasi pemerintah khususnya kementerian Luar negeri harus proaktif terhadap kasus tersebut, termasuk didalamnya mencermati proses hukum yang akan berlangsung di Malaysia.
Selain itu, tegas Ledia, penting juga untuk diselidiki lebih lanjut siapa yang memparodikan lagu kebangsaan tersebut. “Upaya diplomasi yang harus dilakukan perwakilan kita di Malaysia harus proaktif. Penting untuk dicek siapa yang memparodikan,” tegas Ledia melalui rilis yang diterima Parlementaria, Selasa (29/12/2020).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengimbau agar pola diplomasi Indonesia terhadap polemik ini bersifat proaktif, bukan reaktif. Sikap reaktif menurutnya tidak akan menyelesaikan persoalan hubungan kedua negara. "Kita seharusnya proaktif bukan reaktif, ini menjadi tantangan diplomasi kita,” sambungnya.
Legislator dapil Jawa Barat I itu juga meminta Pemerintah Malaysia untuk memperhatikan perilaku warga negaranya, apalagi jika dilakukan di wilayah publik. Sehingga sikap preventif tersebut dinilai penting dalam menjaga keharmonisan hubungan antara RI dengan Malaysia.
Sebelumnya diberitakan, lagu kebangsaan Indonesia yang diparodikan tersebut diunggah melalui akun Youtube 'MY Asean' sekitar dua pekan. Lirik Indonesia Raya ciptaan WR Supratman diganti dengan kalimat-kalimat ejekan untuk Indonesia dan Presiden pertama Sukarno.
Video unggahan parodi lagu Indonesia Raya bukan saja mengganti lirik, konten tersebut juga memunculkan gambar Garuda Pancasila yang diubah dengan gambar ayam.
Lantas terdapat gambar dua anak kecil tengah buang air kencing ke arah bendera Merah Putih. Sejak diunggah sekitar dua pekan lalu, saat ditelusuri kembali pada Minggu (27/12/2020) pukul 19.00, akun “MY Asean” tak lagi ditemukan. Akan tetapi video parodi Indonesia Raya telah diunggah ulang oleh sejumlah akun lain. (hs/sf)
Sumber :