Dalam raker perdana dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, anggota komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah menyampaikan beberapa masukan diantaranya soal perlunya perhatian Kemenparekraf mengusahakan peningkatan kualitas SDM lulusan sekolah pariwisata.
“Untuk SMK Pariwisata misalnya banyak lulusannya yang dikeluhkan tidak memiliki keterampilan memadai untuk bekerja di bidang terkait pariwisata. Seperti kurang tersiapkan untuk bergiat di ranah kerja.” Kata Ledia
Keluhan semacam itu kata Ledia kerap diterimanya dalam berbagai pertemuan di dapil maupun daerah daerah pada masa kunjungan kerja, saat bertemu dengan dinas pariwisata di daerah, lembaga-lembaga maupun perusahaan-perusahaan di bidang pariwisata.
“SMK ini kan berada di bawah Ditjen Vokasi Kemdikbud, dan bidang vokasi ini kita pahami sebagai lingkup pendidikan yang lebih banyak menitikberatkan kegiatan ajar mengajarnya dengan praktek keterampilan daripada teori. Kalau sampai ada keluhan soal rendahnya kualitas kelulusan mereka tentu ada yang harus diperbaiki dan perlu menjadi perhatian Kemenparekraf.” Lanjut Ledia
Untuk itu aleg Fraksi PKS ini mengusulkan agar pihak Kemenparekraf menguatkan koordinasi dengan pihak Kemendikbud agar sekolah sekolah pariwisata ini bisa membuat satu standar kelulusan minimum yang berkesesuaian dan diperlukan dengan ranah kerja bidang pariwisata.
“Standar minimum ini penting supaya lulusan SMK ini bisa siap pakai, siap kerja di bidangnya. Kalau bisa bahkan ada koordinasi juga dengan dunia usaha dunia industri agar bisa tepat pula standarnya.”
Selain itu, Ledia juga mengingatkan betapa mahasiswa di kampus-kampus pariwisata seperti kurang perhatian, utamanya soal dukungan untuk mendapatkan beasiswa. Padahal lulusan kampus pariwisata ini dibutuhkan untuk mendorong peningkatan kualitas SDM Pariwisata yang sayangnya jumlahnya masih sedikit.
Adanya dorongan kemudahan beasiswa tentu akan bisa membantu peningkatan jumlah mahasiswa. Sebab selama ini banyak calon mahasiswa yang punya peminatan berkuliah di kampus pariwisata tetapi terhambat biaya.
“Kampus pariwisata di bawah naungan Kemenparekraf semestinya bisa menjadi pilot project penghasil lulusan yang kompeten dengan merekrut siswa dari berbagai daerah didukung dengan pemberian beasiswa. Untuk keperluan tersebut tentu saja Kemenparekraf juga perlu pula berkoordinasi dengan Kemenkeu agar bisa mengalokasikan lebih banyak peluang beasiswa tersebut.”
Sumber :