BANDUNG - Menanggapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menegaskan, sumber daya yang dimiliki Indonesia perlu diolah dari hulu sampai hilir di dalam negeri.
Oleh karena itu, sebuah produk dari mulai bahan mentah (sumber daya) hingga barang jadi dan siap dipasarkan perlu diolah sekaligus di dalam negeri untuk meningkatkan nilai jual.
“Bila sebelumnya kebanyakan industri di Indonesia menjual bahan mentah ke luar. Kemudian oleh pihak luar diolah menjadi barang jadi yang bernilai fantastis. Sudah saatnyalah barang jadi tersebut diproduksi sendiri secara mandiri, sehingga akan membentuk daya saing yang kuat bagi industri di negeri kita,” ujar Aher saat membuka Seminar 'Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)', di Hotel Horison Bandung, Kamis (28/04/16).
Maka untuk menjawab tantangan MEA dewasa ini, Gubernur Aher menuturkan, dibutuhkan upaya terobosan berupa solusi yang bersifat percepatan dan terobosan pada berbagai bidang pembangunan dalam menghadapi MEA. Salah satunya yaitu dengan membangun industri yang mandiri.
"Untuk mengakselerasi perekonomian di era MEA ini, kuncinya adalah kita membangun kemandirian dengan cara melakukan sebuah tindakan ekonomi dari hulu ke hilir. Artinya kita harus mengolah produk dari mulai bahan dasar hingga ke barang jadi. Kita kalau tidak begitu kalah bersaing dengan orang luar kan," katanya.
Menurutnya, bila Indonesia menjadi ahli dalam menjual barang mentah, sedangkan ke asing ahli menjual barang jadi kan bahaya. Nilai tambah itu terjadi ketika kita berhasil mengolah bahan mentah (hulu) menjadi barang jadi (hilir)," ujarnya.
Hadir pada Seminar Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Bahdi Ruswana, kepala OJK Regional II Jabar Sarwono, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Soeko Wardojo, Guru Besar Unpad Popy Rupaidah, Para Rektor PTN/ PTS, para pimpinan BUMD/ BUMN, Kepala BPS Kabupaten/ Kota se- Jawa Barat para Kepala OPD lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat. [pks.id]
Sumber :