Tampilkan postingan dengan label Syafruddin Prawira Negara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Syafruddin Prawira Negara. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 Mei 2021

Silaturahim ke Dewan Dakwah, PKS: Kami Perjuangkan RUU Perlindungan Tokoh Agama


Jakarta (03/05) — Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan jajaran pengurus DPP PKS menggelar Silaturahim Keummatan ke Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Senin (3/5/2021). Kedatangan Presiden PKS disambut Ketua Umum DDII Dr. Adian Husaini beserta jajaran.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menegaskan PKS tetap konsisten memperjuangkan janji politik pada Pemilu 2019 yakni memperjuangkan RUU Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama. Ia meminta doa dan dukungan dari DDII dan para ulama agar PKS terus istikamah memperjuangkan cita-cita kebangsaan untuk umat.

Kamis, 19 Desember 2019

Jazuli Juwaini: Tantangan Bangsa Semakin Berat, Semangat Bela Negara Harus Semakin Kuat


Jakarta (19/12) -- Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengajak segenap komponen bangsa menanamkan semangat bela negara dalam setiap laku kehidupan berbangsa dan bernegara mengingat tantangan bangsa ke depan semakin berat.

Sebagaimana Mr. Syafrudin Prawiranegara dalam kondisi genting atas perintah Soekarno-Hatta mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi Sumatera Barat pada 19 Desember 1948. Peristiwa sejarah itu kemudian diperingati sebagai Hari Bela Negara.
“Bela negara itu tanggung jawab kita sebagai rakyat dan warga negara, jadi bukan hanya domain militer atau angkatan bersenjata. Justru rakyat menjadi komponen penting dan strategis dalam bela negara. Caranya dalam setiap sikap dan perbuatan selalu menimbang kepentingan, keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkap Jazuli.

Senin, 26 Desember 2016

Hidayat Nur Wahid: Umat Islam harus Tampil Terdepan Membendung Bangkitnya Paham Komunis di Indonesia


Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid saat memberikan sambutan. (GoNews/Muslikhin)
TANGERANG SELATAN- Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, kembali mengingatkan warga masyarakat Banten, untuk tidak melupakan para tokoh dari Banten yang sudah memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. 
Warga Banten yang mayoritas umat Islam juga diminta untuk menjadi garda terdepan dalam membendung paham komunis.
Soal kepahlawanan para tokoh Banten, kata Hidayat, bukan hanya sekedar diingat, tapi juga harus ditiru tindak tanduknya dengan cara mengisi pembangunan dan menjaga kesatuan NKRI sebagai bentuk mengapresiasi jasa para pahlawan tersebut.

Senin, 23 November 2015

Indonesia Berterima Kasih pada Sumbar

 
Tanah Minang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan kebangsaan di Indonesia. Dari bumi Minangkabau ini lahir tokoh-tokoh besar nasional yang sumbangsihnya begitu besar kepada bangsa dan negara.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyampaikan hal itu dalam acara dialog kebangsaan dan temu tokoh masyarakat Kota Padang, Ahad (22/11) di Padang, Sumatera Barat.

Sabtu, 14 Desember 2013

Tirani Kekuasaan dari Zaman ke Zaman


“Renungan kecil ditengah riuh tawa dan tepuk tangan vestifalisasi KPK di hari anti korupsi sedunia”. 

Tirani setiap zaman  memiliki cara yang berbeda untuk mencekal perubahan. Ada yang menindas, merampas kedaulatan rakyat, mencekal setiap gagasan revolusi dengan tangan besi atau militer.
Seperti halnya syekh Sayid Qutub, tokoh penting Ikhwanul Muslimin (IM) yang dipancung oleh tirani rezim yang berkuasa di mesir saat itu karena gagasan “Syari’ah wa ad-Daulah” yang dianggap mengancam kekuasaan sekulernya.
Tirani setiap zaman memiliki cara yang berbeda untuk menindas merobohkan kembali keberanjakan para pemikir islam yang hendak mengembalikan pradaban Islam. Ada yang menggunakan otoritas kekuasaan secara politis, penuh dengan tipu daya, menunggangi prangkat struktural pemerintahan, membius seluruh masyarakat dengan opini dusta hingga menjadi “latah” dan “uring-uringan”.