Semarang - Perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dibawah kepemimpinan Gubernur H Ganjar Pranowo terhadap tempat ibadah keagamaan, khususnya masjid dan musholla memang patut dipertanyakan.
Lihat saja ketimpangan pembagian anggaran ini, KONI Jateng pada APBD 2015 mendapat Rp 50 miliar, sedangkan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) hanya mendapat 2 miliar.
Alokasi ketimpangan anggaran tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Jateng, H. Ahmadi SE dalam Focus Group Discussion (FGD) 'Mengapa Kau Abaikan Masjid', di MAJT belum lama ini.
"APBD Jateng itu Rp 17 triliun. Rp 11 triliun untuk belanja tidak langsung, Rp 6 triliun untuk Dinas Bina Marga membangun jalan. Tambahan penghasilan pegawai saja Rp 1,1 triliun. Masak menganggarkan untuk Masjid Agung Rp 30 miliar masih susuk (bahasa jawa sisa, red) kita tidak sanggup. Tahun 2015 KONI saja dapat Rp 50 miliar, sebagai perbandingan ke masjid tidak ada," tegas pimpinan dewan itu.
Ahmadi juga menyampaikan kalau pada tahun 2015, MAJT dianggarkan 2 miliar. Anggaran itu kalau melihat kebutuhan di MAJT saat ini, tentu tidak cukup. Untuk itu, dia menyarankan anggaran itu tidak diambil saja.
Sebab, hibah tidak bisa diberikan 2 tahun berturut - turut. Kalau Rp 2 miliar itu diambil, maka pada tahun 2016, MAJT tidak bisa mendapat bantuan hibah dari Pemprov.
"Menurut saya, bantuan untuk MAJT tidak usah diambil, tapi harus ada kepastian tahun 2016 akan mendapat bantuan lebih besar lagi. Kita di dewan akan mengawalnya nanti," tukasnya.
Sumber :
http://www.pkspiyungan.org/2014/12/bantuan-untuk-masjid-minim-aleg-pks.html