Ketua Dewan Syuro Komite Umat untuk Tolikara (Komat) Didin Hafidudin yakin insiden di Tolikara, Papua, didalangi oleh pihak-pihak di luar warga Papua. Menurut dia, warga di Papua tak pernah berselisih soal agama.
"Mereka itu tidak pernah ikut campur urusan agama. Tidak ada sejarahnya orang Papua perang karena agama," ujar Didin,
seusai bertemu Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/7/2015).
"Anggota kami ada yang warga Papua. Mereka bilang, kami memang sering perang antarsuku, tetapi tidak pernah perang karena agama," lanjut dia.Didin menduga, ada pihak dari luar Papua yang ingin menciptakan situasi tidak aman di Tanah Papua. Ia meminta kepolisian menangkap pelaku perusakan fasilitas umum dan penodaan agama, termasuk otak pelaku di belakangnya.
Dalam pertemuan dengan Kapolri yang berlangsung selama sekitar 1 jam sore ini, anggota Komat yang turut dalam pertemuan itu antara lain Ketua Dewan Syuro Komat Hidayat Nurwahid, Ketua Pelaksana Komat Bachtiar Nasir, dan anggota Dewan Syuro Komat Yusuf Mansyur.
Selain meminta polisi mengusut tuntas kasus itu, Komat juga menyampaikan bahwa mereka akan mengirimkan tim investigasi sendiri ke Tolikara.
"Kami berharap peristiwa ini menjadi yang terakhir. Kami enggak mau lagi ada istilah, orang ibadah kok diganggu. Itu jelas bertentangan dengan undang-undang," lanjut Didin.Insiden di Kabupaten Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk Mushala Baitul Mustaqin. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, ada pula acara pertemuan pemuka gereja. Polri melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa. Lantaran tak ada yang menaatinya, polisi kemudian melepaskan tembakan ke tanah. Seorang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka dalam insiden itu.
Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2015/07/22/19264031/Komite.Umat.untuk.Tolikara.Tak.Ada.Sejarahnya.Orang.Papua.Perang.karena.Agama