Sekretaris Bidang Pendidikan dan Kesehatan DPP PKS, Gamal Albinsaid (PKSFoto) |
Jakarta, 3 Juli 2025 — Jutaan masyarakat Indonesia kini menghadapi gangguan emosional yang perlahan menggerogoti mereka, bahkan hingga memicu tindakan bunuh diri. Masalah ini tumbuh diam-diam, tak tercatat dalam data kemiskinan ekstrem, tak tersentuh oleh program bantuan sosial, namun nyata menyiksa.
Di balik statistik yang tenang, ada perempuan yang menangis dalam diam, kepala keluarga yang dihantui kecemasan tiap malam, dan petani yang merasa gagal menjadi tumpuan keluarga. Mereka patah perlahan, dalam sepi.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2023 menunjukkan bahwa gangguan perilaku dan emosional kini menjadi indikator penting dari kesehatan mental masyarakat.
Kelompok berpendidikan rendah (0,41%), mereka yang bekerja di sektor pertanian dan pertambangan (0,36%), serta warga desa (0,34%) termasuk yang paling rentan. Namun yang mencengangkan, risiko tertinggi justru ditemukan pada kelompok cerai hidup (0,84%) dan cerai mati (0,79%).
Menanggapi fenomena ini, Sekretaris Bidang Pendidikan dan Kesehatan DPP PKS, Gamal Albinsaid, menyatakan keprihatinan mendalam dan mendorong pemerintah untuk bertindak lebih serius.
“Kita sedang berhadapan dengan krisis kesehatan jiwa yang pelan tapi menghancurkan. Dan ini bukan hanya tentang angka. Ini tentang rasa takut, rasa gagal, dan rasa kehilangan yang dirasakan jutaan orang tapi tak terucap,” ujar Gamal dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/7/2025).
Ia menekankan perlunya langkah menyeluruh dan terstruktur untuk menjawab masalah ini.
“Negara harus hadir. Kita perlu meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan jiwa psikiater, psikolog, perawat jiwa, dan pekerja sosial dan memastikan mereka tersebar merata di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang selama ini tak terjangkau,” katanya.
Gamal juga menyoroti pentingnya pelatihan bagi tenaga kesehatan umum.
“Dokter dan perawat umum di puskesmas-puskesmas harus punya pelatihan dasar tentang kesehatan jiwa. Mereka adalah garda terdepan. Mereka harus bisa memberi pertolongan pertama, mengenali tanda-tanda gangguan, dan merujuk bila perlu," tambahnya.
Di samping itu, ia menegaskan bahwa dukungan negara tak cukup tanpa anggaran yang memadai.
“Anggaran kesehatan jiwa harus ditingkatkan secara signifikan, bukan hanya untuk pengobatan, tapi juga untuk program pencegahan, edukasi, dan rehabilitasi.”
PKS mendorong agar isu kesehatan mental tak lagi dipinggirkan dalam kebijakan pembangunan nasional.
“Kita tak bisa bicara kualitas SDM tanpa bicara kesehatan jiwa. Tak ada pembangunan yang kokoh bila manusia-manusianya rapuh secara mental,” pungkas Gamal. (AryaJP)
Sumber :