Minggu, 03 Agustus 2025

Politisi PKS Ajak Masyarakat Bela Negara Sesuai Kapasitas

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS
Ahmad Heryawan.


JAKARTA — Dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Anggota DPR/MPR RI dari Fraksi PKS, Ahmad Heryawan, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya bela negara dengan menyesuaikan peran dan kapasitas masing-masing. 

Pria yang kerap disapa Aher menekankan bela negara adalah tanggung jawab kolektif, tidak terbatas hanya pada militer atau aparat keamanan.

“Seorang guru membentuk karakter siswa dengan nilai-nilai kebangsaan, seorang petani dengan menyediakan pangan untuk bangsa, hingga pedagang kecil setia menjaga kejujuran dalam transaksi, semua itu adalah bentuk nyata gerakan dan tindakan bela negara,” ujar Kang Aher dihadapan ratusan peserta sosialisasi yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda di Kabupaten Bandung.

Lebih jauh, Gubernur Provinsi Jawa Barat periode 2008-2018 ini menyampaikan bahwa saat ini tantangan bangsa tidak hanya bersifat fisik atau militer, tetapi juga ideologis, digital, dan kultural. Oleh karena itu, bela negara harus dikontekstualisasikan sesuai zaman, termasuk menghadapi ancaman seperti radikalisme, disinformasi di media sosial, dan krisis identitas kebangsaan.

Menurut data Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), indeks pembumian Pancasila tahun 2023 berada pada angka 72,8, data ini menunjukkan perlunya penguatan pemahaman terhadap nilai-nilai dasar bangsa. 

Fenomena ini menjadi indikator penting perlunya intensifikasi sosialisasi Empat Pilar di berbagai wilayah, khususnya pada generasi muda.

“Pemahaman terhadap Empat Pilar bukan sekadar hafalan, tetapi harus menjadi kesadaran moral dan kultural dalam kehidupan sehari-hari. 

Inilah bentuk bela negara era kini—menjadi warga negara yang sadar akan hak dan kewajiban, sekaligus menjaga harmoni kebangsaan,” tegas Anggota Fraksi PKS DPR RI Periode 2024-2029 daerah pemilihan Jawa Barat 2 ini.

Terakhir, Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI ini mengungkapkan kegelisahan terhadap melemahnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda akibat dominasi budaya populer dari luar negeri dan minimnya pendidikan karakter di rumah maupun sekolah. 

Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, serta keluarga untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

“Kita tidak bisa membiarkan anak-anak muda kehilangan arah. Mereka harus dikuatkan dengan narasi positif tentang Indonesia, tentang pentingnya menjadi bagian dari solusi bangsa,” tutup Kang Aher.

Sumber :