JAKARTA — Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Keluarga (Bipeka), Anis Byarwati, menanggapi laporan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang mencatat 35.533 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang 2024.
Jumlah tersebut meningkat 2,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Data menunjukkan korban berasal dari semua kelompok umur, dengan 46,38% di antaranya adalah anak dan remaja, sementara 40,26% merupakan pelajar.
“Kenaikan jumlah laporan kekerasan terhadap perempuan yang mencapai 35.533 kasus di tahun 2024 perlu kita cermati bersama. Terlebih mayoritas korban adalah pelajar. Ini menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih serius memperhatikan generasi muda penerus bangsa,” ujar Anis di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Menurut Anis, negara memang telah berupaya hadir melalui regulasi, layanan, dan inisiatif berbagai kementerian/lembaga. Namun, kehadiran tersebut belum sepenuhnya optimal karena masih terbatas dari sisi akses, jangkauan, pendampingan, maupun penegakan hukum.
Ia menekankan peran keluarga sebagai benteng utama perlindungan perempuan dan anak. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat menjadi tempat penanaman nilai, empati, dan kasih sayang melalui pola asuh serta komunikasi terbuka. “Anak yang tumbuh di lingkungan penuh kasih sayang cenderung mengasihi sesamanya,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret, PKS menghadirkan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) untuk memperkuat ketahanan keluarga. Program RKI meliputi kajian pola asuh, forum ayah, hingga konsultasi keluarga.
“Dengan mengoptimalkan peran RKI, kami berharap PKS dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan yang aman dan adil, dimulai dari keluarga,” tutup Anis. (MF)
Sumber :