Senin, 25 September 2017

Kunjungi Ciamis, Syaikhu Menginap Di Ponpes Manhajul 'Ulum


Ahmad Syaikhu menginap di Pondok Pesantren (Ponpes) Manhajul ‘Ulum, Rajadesa, Ciamis, Jawa Barat, pada Minggu (24/9/2017). 

Syaikhu, kader PKS yang akan maju di pilgub Jawa Barat, menyatakan rasa syukurnya bisa bermalam di ponpes yang dipimpin oleh KH. Titing Kamaludin itu. 

Dia mengungkapkan banyak pelajaran yang didapat dari kehidupan pesantren.

Gerakan GESIT PKS Ciamis Untuk Menangkan Syaikhu


DPD PKS Ciamis terus berbenah menyiapkan mesin partai untuk mengamankan kemenangan PKS di pilgub Jawa Barat mendatang. 

Konsolidasi kader dan Gerakan Silaturahmi (GESIT) akan semakin sering dilakukan agar sosok yang diusung PKS semakin familiar di masyarakat. 

Hal tersebut disampaikan Ketua DPD PKS Ciamis Dede Herli saat memberi sambutan pada Silaturahmi Kader dan Simpatisan PKS Ciamis, pada Minggu (24/9/2017), di Astana Gede Kawali, Ciamis, Jawa Barat.

Ulama dan Umat Islam Adalah Penjaga Pancasila dan NKRI


Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Jazuli juwaini menegaskan sejarah bangsa Indonesia mencatat peran ulama dan umat Islam sebagai tulang punggung, penyelamat, dan penjaga Ideologi Pancasila. 

Ia menilai ulama dan umat Islam juga sebagai penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman yang ingin memecah belah bangsa.
"Sampai kapan pun peran itu akan terus dilakukan olah ulama dan umat Islam, terlebih ketika saat ini ada upaya-upaya pembelaan, permakluman, atau simpati terhadap komunisme serta penafian sejarah kelam kekejaman PKI di masa lalu," tutur Jazuli saat menghadiri istigasah dan tablig akbar di Alun Alun Kota Serang, Banten, Minggu (24/9/2017).

Hidayat Nur Wahid: Umat Islam Sudah Banyak Berkorban Demi Bangsa Dan Negara

Hidayat Nur Wahid: Umat Islam Sudah Banyak Berkorban Demi Bangsa Dan Negara
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid berharap ormas Islam Mathla'ul Anwar bisa berperan besar dalam praktek pengamalan Pancasila. 

Seperti yang pernah dicontohkan oleh pemimpin Mathla'ul Anwar dimasa perjuangan, yaitu Maria Ulfa Santosa. 

Dia adalah wanita pertama yang bergelar sarjana hukum. Selain itu Maria Ulfa merupakan menteri sosial pertama, dan pengurus Pimpinan Pusat Mathla'ul Anwar. 

Minggu, 24 September 2017

Mardani: Jangan Lupa Sejarah Kelam 1965


Jakarta (22/9) -- Mardani Ali Sera, Anggota DPR RI Fraksi PKS mengatakan bahwa Bangsa Indonesia tidak boleh melupakan Sejarah kelam peristiwa 30 September tahun 1965.
"Konspirasi berdarah dan Niat Kudeta 30 September 1965 tidak boleh kita lupakan begitu saja," kata Mardani, Kamis (21/10/2017).
ia mengingatkan sejarah 1965 harus menjadi pelajaran mahal untuk bangsa Indonesia kedepannya tidak diam terhadap ideologi seperti ini, "Ini pelajaran mahal bagaimana jika kita diam maka kezaliman akan merajalela," ujarnya

Aher: Jangan Ragu Sukses Dunia Akherat



Bandung (22/9) -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), terus mendorong warganya untuk berkiprah, berkarya di segala lini, di segala bidang kehidupan. 

Termasuk dalam urusan ruhani dan materi. Aher mendorong kedua elemen kehidupan tersebut supaya terpenuhi secara seimbang, dan sukses.

"Tidak pernah ada pertentangan antara materi dan ruhani, tidak ada pertentangan antara kaya dan taqwa, Allah SWT menciptakan diri kita pun dari dua elemen tersebut, fisik kita, jasmani kita merupakan materi yang perlu diurus juga dengan kebutuhan material, sementara ruhani kita perlu dipelihara dengan iman, ibadah, amalan baik, dan lain sebagainya," kata Gubernur Ahmad Heryawan, pada kegiatan Pelantikan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Majlis Ta'lim Wirausaha (MTW) se-Jawa Barat, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Kamis (21/09/2017).

Sabtu, 23 September 2017

Presiden PKS: Biar Penegak Hukum yang Buktikan Ada Tidaknya PKI


Jakarta (19/9) -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman meminta aparat penegak hukum untuk membuktikan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Isu ini kembali mencuat setelah aparat kepolisian pembubaran diskusi 65 serta pengepungan Lembaga bantuan Hukum (LBH) Jakarta kemarin.
"Biarlah pihak aparat yang membuktikan ada tidaknya PKI. Yang jelas selama ini ada pengakuan-pengakuan dari mereka yang menyebut dirinya sebagai keturunan PKI," kata Sohibul saat dikonfirmasi wartawan, Senin (18/9/2017).