Rabu, 16 Oktober 2019

Hari Parlemen Indonesia Menjadi Pengingat Amanat Kedaulatan Rakyat


Anggota DPR RI Nevi Zuairina mengatakan, Hari Parlemen Indonesia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober merupakan tonggak pengingat bagi legislator di semua level untuk memegang teguh perjuangan amanat rakyat. 

Perjuangan yang dimaksud adalah menjalankan peran-peran parlemen sebagai pembuat undang-undang, melakukan pengawasan dengan santun, dan menyusun anggaran bagi kepentingan rakyat dan mengabaikan kepentingan pribadi atau golongan.

Anggota Dewan Dapil Sumatera Barat II ini mengajak kepada semua rekannya di parlemen baik tingkat pusat, propinsi maupun daerah, untuk menjadikan hari parlemen tahun ini, menjadi tonggak sejarah baru perbaikan lembaga legislatif di semua level yang selama ini banyak dihiasi oleh beberapa suara sumbang akibat kasus-kasus moral. 


Besar harapan agar Anggota DPR terpilih benar- benar melaksanakan kewajibannya sebagai wakil rakyat.
“Saya secara pribadi, sangat sadar akan tanggung jawab besar terhadap konstituen atau pemilih yang mempercayakan aspirasinya, yaitu untuk memperjuangkan masa depan daerah berupa perbaikan ekonomi, pendidikan, kesehatan yang berujung pada kesejahteraan yang lebih baik”, papar Nevi dalam rilis yang diterima Parlementaria, Rabu (16/10/2019).
Hari Parlemen Indonesia, lanjut politisi PKS ini, merupakan hari yang menandai pentingnya sebuah lembaga perwakilan untuk menampung sebagian besar aspirasi masyarakatnya, di Indonesia. 

Parlemen Indonesia yang dikenal dengan sebutan Dewan Perwakilan Rakyat, harus memiliki langkah nyata dan bukti bahwa anggota DPR menjalankan fungsinya sebagai legislator, pengawas pemerintah dan menyusun anggaran negara.
“Semoga kami amanah dan kepercayaan ini senantiasa dapat bermanfaat dalam berjuang mewujudkan aspirasi masyarakat di parlemen nantinya.
Kita berharap para anggota legislatif mengetahui, memahami, dan senantiasa mengingat sejarah parlemen agar bisa menjaga demokrasi, pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat Indonesia, bukan kepentingan pribadi atau golongan," tutup Nevi Zuairina. (eko/es)
Sumber :