Selasa, 17 Februari 2015

Seandainya Abraham Samad Menuruti Nasehat Fahri Diawal Menjabat Ketua KPK


Pada tanggal 3 Desember 2011 melalui voting pemilihan Ketua KPK oleh 56 orang dari unsur pimpinan dan anggota Komisi III DPR, Abraham Samad mengalahkan Bambang Widjojanto dan Adnan Pandu Praja. 
Abraham memperoleh 43 suara, Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnain 4 suara, sedangkan Adnan 1 suara.
Abraham Samad lalu menjadi Ketua KPK, resmi dilantik di Istana Negara oleh Presiden SBY pada tanggal 16 Desember 2011.
Saat menjalani fit and proper test DPR, Samad dengan lantang berjanji akan menuntaskan kasus-kasus kelas kakap (BLBI, Century Gate), dan kalau setahun tak berhasil, Samad berjanji akan pulang kampung. 
Hari ini, sudah tiga tahun lebih Abraham Samad di KPK, Desember 2015 akan berakhir masa jabatan Samad. Selama menjabat Ketua KPK, mungkin prestasi 'hebat' Samad adalah memenjarakan LHI 16 tahun, memvonis Anas Urbaningrum 8 tahun penjara, mentersangkakan Suryadharma Ali, runtang runtung dengan Bu Ketum saat hari-hari pemilu membantu menaikan pamor partai juara korupsi. BLBI, Century? entahlah... tak tau lagi kabarnya. 
Dan hari-hari ini, mungkin adalah hari-hari tergelap seorang Abraham Samad. Resmi dijadikan tersangka oleh Polda Sulselbar, dibongkar Hasto-PDIP, foto-fotonya bersama wanita tersebar... melengkapi kegagalannya menjadi Wapresnya Jokowi.
Di awal-awal jabatannya sebagai Ketua KPK, Fahri Hamzah pernah menasihati Abraham Samad dalam bentuk puiter... bait-bait puitis melalui twitter yang ditulis 31 Januari 2012.

Apa pengertianmu tentang mendung abraham ? Pernahkah kau berjalan dalam gelap ? Atau diantara hujan dan angin puting beliung ? 
Atau pernahkah kau mendekati pusaran arus yang berputar? Atau menerjang gelombang pasang? 
Pernahkah kau seperti berada pada ketinggian yang semakin tinggi? Lalu kau terlepas seperti layang-layang. 
Dunia ini sepi kawan, itu yg aku ingin berbagi. Kita ini sendiri di hadapan apapun. 
Apa pengertianmu tentang hingar bingar dan tepuk tangan? Bagiku itulah puncak kesepian. 
Jika kau berada di atas pentas dan semua orang bergemuruh berdecak kagum kepadamu. Pergilah kepada dirimu.
Jika kau terkucil dalam gelap, pergilah kepada Tuhan mu, dia akan menghiburmu.
Yang gemuruh dan yang sepi adalah fatamorgana. Sementara dirimu adalah fana.
Jadikanlah kubur sebagai tempat tidurmu sebab kesanalah kau akan kembali dan bakarlah amarah mu dalam peti mati. 
Selamat jalan kawan, setiap orang bertanggungjawab sendiri.

Sungguh nasihat indah dari Fahri Hamzah yang sudah kenyang dengan hiruk pikuk panggung politik nasional. Sayang, Samad salah melangkah.... akhirnya terjebak syahwat politik.
Sumber :