Senin, 17 April 2017

Fraksi PKS DPR RI Memperingati Hari Kartini Dengan Mengusulkan Pejuang dan Pendiri Diniyah Putri Sumatera Barat Hajjah Rahmah El Yunusiyah Menjadi Pahlawan Nasional


Jakarta, 17 April 2017, Fraksi PKS DPR RI menyelenggarakan Diskusi Publik dalam rangka memperingati Hari Kartini. Diskusi Publik ini mengambil tema 
“Perempuan dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Wirausaha”. 
Pada momen ini Fraksi PKS mengusulkan secara resmi Pejuang dan Pendiri Diniyah Putri Sumatera Barat Hajjah Rahmah El Yunusiyah Menjadi Pahlawan Nasional.
Menurut Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, pengusulan ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan Fraksi PKS kepada Hajjah Rahmah El Yunusiyah sebagai perempuan pejuang sekaligus pendidik yang penuh pengabdian mendirikan Diniah Putri di Sumatera Barat sejak tahun 1923, yang kemudian meluas di pulau Jawa dan Sumatera.
“Peran dan kriprah Beliau mendapat pengakuan luas hingga ke Malaysia, Singapura dan Mesir. Maka sudah selayaknya bangsa ini memberikan gelar Pahlawan kepada beliau agar generasi penerus mampu meneladani perjuangan beliau,” kata Jazuli.
Terkait, materi diskusi publik Ketua Fraksi PKS ini mengatakan bahwa salah satu ciri bangsa yang maju di era kekinian adalah bertumpu pada meratanya kegiatan wirausaha (enterpreunership) warganya di berbagai bidang. Sementara negara-bangsa yang sedang berkembang, terlebih yang terbelakang, umumnya memiliki ciri warganya masih bergantung pada pemerintahnya.
Wirausaha bermakna mandiri dan berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), yang menjadi karakter bangsa besar. “Sayangnya, realitas kewirausahaan bangsa kita masih jauh terbelakang,” ujar Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini, saat membuka diskusi di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR, Senayan, Senin (17/4/2017)
Menurut Jazuli, Indonesia baru memiliki 1,5 persen pengusaha dari sekira 252 juta penduduknya. Karenanya, katanya, Indonesia masih membutuhkan sekira 1,7 juta pengusaha untuk mencapai angka dua persen. Sementara di negara Asean seperti Singapura tercatat sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5persen, dan Vietnam 3,3 persen dari jumlah pengusahanya.
Melihat sejumlah realita tersebut, tambah Jazuli, Fraksi PKS menginisiasi Rancangan Undang-Undang tentang Kewirausahaan Nasional, yang bertujuan agar terjadi akselerasi dalam mendorong kewirausahaan di kalangan rakyat kita, terutama rakyat kecil dan pribumi. 
Perjuangan PKS memperjuangkan kewirausahaan hingga melahirkan inisiatif RUU Kewirausahaan Nasional tidak lepas dari misi perjuangan Fraksi, yaitu memperjuangkan kerakyatan, keummatan, dan nasionalisme Indonesia,” terang wakil rakyat dari daerah pemilihan III Banten ini.
Terkait peran perempuan dalam konteks kewirausahaan, Jazuli menilai sangat penting. Membangun bangsa ini tidak mungkin tanpa melibatkan perempuan. Dalam membangun rumah tangga saja perempuan menjadi elemen penting apalagi membangun bangsa dan negara. Diskusi kali ini mengangkat tema ekonomi karena FPKS sangat konsen terhadap kemandirian ekonomi rakyat termasuk kaum Hawa.
“Kita ingin melahirkan para perempuan tangguh yang mampu mandiri dan menjadi inspirasi serta berkontribusi dalam memberdayakan ekonomi keluarga, tapi tetap tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan dan peran-perannya dalam keluarga,” pungkasnya.
Diskusi Publik yang digelar di Ruang Rapat Pleno Fraksi PKS Gedung Nusantara I DPR Lantai 3 ini berlangsung mulai pukul 13.00-16.00 WIB dengan menghadirkan narasumber: Sandiaga S. Uno (Pengusaha Muda), Wirianingsih (Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga), Shiren Sungkar (Artis/Muslimah Pengusaha), Refrizal (Anggota DPR PKS).
Sumber :