Sabtu, 09 Februari 2019

Hidayat : Dulu Takbir Dipakai Untuk Memberi Semangat Kepada Para Pejuang



Jelang pemilu April 2019, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengajak Umat Islam berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. 

Karena ikut memilih dalam pemilu dan tidak menjadi golongan putih atau golput merupakan salah satu bentuk dalam upaya turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Seperti yang dilakukan para ulama dan pejuang Muslim pada zaman dahulu yang ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah.
"Negara ini lahir berkat perjuangan para ulama dan pejuang-pejuang lainnya, karena itu kita harus jaga, agar bisa diwariskan pada generasi yang akan datang", kata Hidayat menambahkan.
Pernyataan itu disampaikan Hidayat saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dikalangan masyarakat Tebet Jakarta Selatan. Acara tersebut berlangsung di aula Masjid Al Ikhlas, jl. Raya Mandala I Menteng Dalam Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (9/2). Sosialisasi bagi masyarakat Tebet itu terlaksana berkat kerjasama MPR dengan Perguruan Silat Gerak Oray Indonesia.

Bagi masyarakat Muslim, menurut Hidayat menjaga keutuhan NKRI, itu sangat penting. Terlebih, saat ini banyak anggota masyarakat yang mengalami ketakutan. Seperti halnya mereka takut terhadap takbir. 

Padahal, setiap hari, umat Islam mengumandangkan azan sebanyak lima kali. Selain itu, pada zaman perjuangan, takbir merupakan penyemangat bagi pejuang untuk terus maju, tanpa rasa takut.
"Banyak yang masih salah mengartikan takbir. Padahal, dulu Bung Tomo mengumandangkan takbir, untuk memberi semangat kepada para pejuang, agar tak gentar menuju Medan laga", kata Hidayat menambahkan.
Pada kesempatan itu Hidayat juga mengingatkan agar umat Islam senantiasa menjaga persatuan. Jangan sampai terpecah belah, seperti negara Uni Soviet. Kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah anugerah, dan itu harus disyukuri, dengan cara menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Sumber :