Minggu, 21 Februari 2021

Selepas Isya, Presiden PKS Berikan Bantuan Korban Banjir di Kota Bekasi


Bekasi (21/02) — Presiden PKS Ahmad Syaikhu meninjau lokasi banjir di Kota Bekasi, selepas Isya, Sabtu (20/2) dan memberikan bantuan. Salah satu yang dikunjungi di Perumahan Pondok Gede Permai.

Di tempat tersebut, ketinggian air mencapai dua meter. Rumah warga yang berlantai satu hanya terlihat atapnya. Tanggul jebol menjadi penyebabnya. Syaikhu minta kepada Pemerintah Kota Bekasi untuk secepat mungkin mengatasi masalah ini.

“Pemkot Bekasi harus cepat bergerak menangani soal jebolnya tanggul. Perlu dicari akar masalah dan jalan keluar yang menyeluruh agar banjir tidak terulang,” ujar Syaikhu.

Banjir besar semacam ini sudah menjadi siklus tahunan. Berulangkali terjadi setiap tahunnya. Tapi sayangnya, persoalan yang sama juga terulang.

“Ini kan sudah sering terjadi. Tapi saya dapat info bantuan telat hadir, evakuasi yang lambat, perahu karet yang terbatas dan seterusnya. Padahal, jika kita bisa mengambil pelajaran, masalah-masalah di atas tak perlu lagi terjadi,” ungkap Syaikhu.

Syaikhu bersyukur karena banyak elemen masyarakat yang bergerak mandiri. Mereka berinisiatif memberikan bantuan dengan segala keterbatasannya. Dana dari kocek sendiri, patungan, dan jumlah relawan yang seadanya.

“Saya sendiri merasa bangga dengan perjuangan kader-kader PKS di DPRa dan DPC. Padahal mereka juga menjadi korban banjir,” ungkap Syaikhu lagi.

Ke depan, semua pihak terutama pemerintah setempat harus mampu melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi yang lebih terintegrasi dan komprehensif.

“Agar banjir yang berulang tak meninggalkan kisah yang sama setiap tahunnya. Sebab masyarakat yang pada akhirnya menjadi korban,” kata Syaikhu.

Syaikhu juga minta agar warga yang mengungsi mendapat perhatian. Apalagi di masa Pandemi Covid-19 saat ini.

“Di posko banyak warga yang mengungsi. Pastikan logistik dan kesehatan mereka,” pungkas Syaikhu.

Di Kota Bekasi, ada 76 titik banjir sepanjang 19-20 Februari. Tersebar di 33 kelurahan dan 11 Kecamatan. Ribuan orang mengungsi.

Sumber :