Minggu, 19 Mei 2013

Jangan Bikin Saya Bingung dengan Fakta



Banyak di antara kita yang pernah punya pengalaman, semasa kanak-kanak maupun sesudah menjadi orang tua, mencoba menemukan gambar yang tersembunyi di dalam sebuah gambar lain pada majalah anak-anak. 
Biasanya kita disuguhi gambar pemandangan alam dengan pepohonan, semak belukar, bunga-bungaan dan benda alam lainnya. Keterangan pada gambar tersebut kira-kira berbunyi demikian: "Ada gambar seekor keledai menarik gerobak dengan seorang anak di dalamnya yang tersembunyi di gambar ini. 
Dapatkah Anda menemukannya ?" Meski kita mencoba dengan sepenuh, kemampuan, biasanya kita tak dapat menemukan gambar yang tersembunyi sampai kita membuka halaman di bagian belakang majalah di mana terdapat jawaban ates teka-teki tersebut. 
Pengalaman ini menunjukkan betapa pintarnya sang pelukis menyembunyikan gambar itu dari pandangan kita. Kalau kita meneliti gambar pemandangan alam tersebut, kita akan mengerti bahwa seluruh gambar itu telah dilukis sedemikian rupa untuk menyembunyikan gambar sebenarnya yang terdapat di dalamnya. 
Dan sekali kita dapat melihat "gambar yang sebenarnya", ia akan selalu tampak menonjol di depan mata. Kami yakin para pembuat gambar di media massa sangat mahir mencipta pemandangan alam buat kita, yang dengan sengaja dan hati-hati menyembunyikan gambar yang sebenarnya. 
Dalam buku ini kami akan tunjukkan kepada anda bagaimana menemukan “gambar yang tersembunyi” pada pemandangan alam yang setiap hari disuguhkan kepada kita lewat surat kabar, radio, dan televisi. Sekali kita dapat menyingkap takbir kamuflasenya, kita akan melihat seluruh gambar yang disembunyikan : keledai, gerobak dan anak kecil di dalamnya. Jutaan rakyat 
Amerika merasa prihatin dan frustasi atas peristiwa-peristiwa memilukan yang menimpa bangsa ini. Mereka merasa ada suatu yang salah, jelas salah, tapi oleh sebab kepandaian para pelukis gambar itu, mereka jadi tak mampu menunjukkan di mana letak kesalahan tersebut. Barangkali ada seorang di antara mereka. Ada suatu yang menganggu pikiran anda tetapi anda merasa tak pasti, apa itu. 
Kita tetap memilih presiden - presiden baru yang tampaknya menjanjikan dengan sepenuh hati akan menahan gerakan komunis di seluruh dunia, membatasi pengeluaran pemerintah yang begitu besar, memadamkan api inflasi, membuat ekonomi stabil, memutar balik kecenderungan yang membuat negara secara moral menjadi tong sampah dan menjebloskan para penjahat kedalam penjara. 
Namun, walau ada janji – janji kampanye yang megah dan harapan – harapan yang menjulang tinggi, problem problem yang dihadapi rakyat tetap saja semakin memburuk tak peduli siapa yang menjabat sebagai presiden. Setiap pemerintahan baru, baik dari Partai Republik maupun Demokrat, mengikuti kebijakan kebijakan dasar yang sama dengan yang dijalankan pemerintah sebelumnya yang ia kecam secara menyeluruh dan terang terangan selama kampanye pemilihan. 
Pendapat demikian memang ganjil dalam pandangan umum, akan tetapi ini adalah suatu kebenaran. Apakah ada satu alasan yang dapat di terirna untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi ? Kita tidak di kehendaki berpikir demikian. Kita diharuskan berpikir bahwa semua itu adalah peristiwa yang terjadi secara kebetulan (aksidental) dan kebetulan sama (koinsidental) dan oleh karenanya tak ada yang dapat kita perbuat. 
Presiden Franklin D. Roosevelt pernah berkata : 
“ Dalam politik tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Kalau satu pristiwa terjadi, Anda tak perlu ragu bahwa hal itu memang telah direncanakan demikian.” 
Tentu, sebagai presiden, dia memiliki posisi terbaik untuk mengetahui liku-liku politik. 
Kami percaya, banyak peristiwa penting dunia yang membentuk arah perjalanan hidup kita terjadi karena seseorang atau beberapa orang telah merencanakannya sedemikian rupa. Kalau kita hanya berhadapan dengan hukum rata-rata, setengah dari peristiwa yang mempengaruhi kesejahteraan bangsa kita akan berarti positif bagi rakyat Amerika. 
Kalau kita hanya berhadapan dengan ketidakmampuan memimpin, para pemimpin kita mestinya hanya sekali membuat kesalahan demi kepentingan kita. Kami akan berusaha membuktikan bahwa sebenarnya kita tidak sedang berhadapan dengan kebetulan atau kebodohan, melainkan dengan perencanaan dan kejeniusan. 
Buku ini membahas perencanaan dan kejeniusan tersebut dan bagaimana ia telah nrembentuk kebijakan dalam dan luar negeri pada enam masa pemerintahan terakhir. Kami berharap buku ini dapat menerangkan hal-hal yang selama ini tak dapat dijelaskan, sehingga akan menampakkan bayangan jelas yang selama ini telah sengaja dibuat surarn oleh para pelukis pemandangan di media massa. 
Orang-orang yang mempercayai peristiwa-peristiwa penting dunia sebagai hasil perencanaan ditertawakan karena mempercayai teori konspirasi sejarah (conspiratorial theory of history ). 
Sudah tentu tak seorang pun di jaman modern ini benar-benar percaya pada teori konspirasi sejarah kecuali mereka yang mau mengorbankan waktu untuk mempelajari soal tersebut. 
Kalau Anda berpikir tentang teori sejarah, sesungguhnya hanya ada dua teori. 
Pertama, peristiwa sejarah terjadi karena kebetulan, tidak direncanakan dan tidak pula disebabkan oleh seseorang, dan 
Kedua, peristiwa-peristiwa itu terjadi karena direncanakan dan seseorang menyebabkannya terjadi. 
Pada kenyataannya teori kebetulan sejarah yang disebarluaskan di universitas - universitaslah yang seharusnya ditertawakan. Kalau tidak demikian, 
Mengapa setiap pemerintahan baru membuat kesalahan yang sama dengan sebelumnya ? 
Mengapa mereka mengulangi kesalahan-kesalahan masa lalu yang menyebabkan timbulnya inflasi, depresi dan peperangan ? 
Mengapa Departemen Luar Negeri “terjatuh” ke dalam "kesalahan besar" membantu komunis dari waktu ke waktu ? Jika Anda percaya semua itu terjadi secara kebetulan atau merupakan hasil dari gelombang sejarah yang misterius dan tak dapat diterangkan, Anda akan dianggap seorang “intelektual” yang rnenyadari bahwa kita hidup di dunia yang kompleks. 
Sebaliknya kalau Anda percaya bahwa sekitar 32.496 peristiwa kebetulan yang berurutan sejak 40 tahun yang Ialu merupakan penyimpangan sedikit dari hukum rata-rata, Anda akan dianggap gila ! 
Mengapa hampir semua sarjana dan kolumnis serta komentator "terkemuka" di media massa menolak teori sebab dan akibat atau teori konspirasi sejarah ? 
Pertama, 
Kebanyakan sarjana mengikuti arus di dunia akademik seperti kaum wanita mengikuti mode. Melawan arus berarti terusir dari lingkungan sosial dan profesional. Begitu puia dengan media massa.
Sementara para profesor dan pemimpin agama mengaku toleran dan berfikir luas, pada prakteknya mereka benar-benar menempuh jalan satu jalur dengan seluruh lalu-lintas berjalan ke kiri.
Seorang pendukung Mao dapat dibenarkan oleh kaum liberal yang tak punya kepedulian terhadap penderitaan rakyat atau oleh para tokoh media milik kelompok Penguasa (the Establishment), tetapi untuk menjadi konservatif, dan konservatif yang menyuarakan adanya persekongkolan, sama sekali terlarang. Mereka lebih rela Anda bermabuk-mabukan di sidang Organisasi Serikat Buruh Dunia. 
Kedua, 
Orang orang tersebut di atas sejak Iama memiliki kepentingan emosional yang kuat terhadap kesalahan mereka sendiri. Kemampuan berfikir dan ego mereka telah terikat secara total dengan teori kebetulan.
Kebanyakan orang sangat enggan mengakui bahwa mereka telah tertipu dan telah membuat penilaian yang keliru. Untuk memeriksa bukti adanya persekongkolan yang mengarahkan jalannya politik kita dari belakang layar, akan memaksa kebanyakan orang untuk menolak opini yang telah tertanam sepanjang umur.
Dibutuhkan seseorang dengan kepribadian sangat kuat untuk menghadapi fakta dan meengakui bahwa ia selama ini telah keliru, meskipun kekeliruan itu terjadi karena ia tidak mendapat informasi.
Demikian pula kasus yang terjadi pada penulis buku ini. Semula ia berusaha untuk membuktikan bahwa orang-orang antikomunis yang konservatif itu salah, namun tanpa terduga usahanya berakhir dengan menulis buku ini.
Reaksinya semula terhadap pandangan konservatif adalah curiga dan bermusuhan, dan hanya setelah melakukan penelitian intensif selama berbulan-bulan akhirnya ia harus mengakui bahwa ia selama ini telah "tertipu". 
Para politisi dan "intelektual" tertarik pada konsep bahwa peristiwa-peristiwa penting itu digerakkan oleh gelombang sejarah yang penuh misteri atau terjadi secara kebetulan. Dengan berfikir demikian mereka berharap dapat terlepas dari kecaman ketika terjadi peristiwa yang tak dikehendaki. 
Kebanyakan kaum intelektual , yang palsu dan yang sebenarnya, menghadapi teori konspirasi sejarah dengan mengabaikannya begitu saja. Mereka tak pernah berusaha membantah buktinya. 
Dan bukti tersebut memang tak bisa dibantah. Bila usaha memberangus buku ini dengan cara diam-diam tidak berhasil, para sarjana yang "objektif, dan pencetak opini di media massa itu akan beralih kepada cara lain berupa serangan terhadap pribadi, ejekan dan tulisan bernada satire. 
Fitnahan terhadap pribadi cenderung mengalihkan perhatian dari fakta yang diungkap oleh seorang pengarang atau pembicara. Tujuannya adalah untuk memaksa orang yang mengungkapkan persekongkolan tersebut menghentikan usahanya dan menggunakan waktu dan tenaganya untuk membela diri. 
Memang, senjata paling efektif untuk melawan teori konspirasi sejarah adalah ejekan dan satire. Senjata yang amat potensial ini dapat digunakan secara cerdik untuk menghindari setiap usaha yang secara jujur ingin membuktikan kesalahan fakta yang ada. 
Betapapun, tak ada orang yang suka diejek. Daripada ditertawakan, kebanyakan orang akan memilih bersikap diam. Salah satu bentuk satire itu misalnya, menggambarkan persekongkolan ini sedemikian jauh sehingga menjadi tak masuk akal. 
Sebagai contoh, tokoh kita dari universitas terkemuka akan berkata dengan nada mengejek dan sombong : "Anda percaya bukan, bahwa setiap profesor liberal mendapat telegram setiap pagi dari kantor pusat persekongkolan yang berisi perintah berkenaan dengan kegiatan harian pencucian otak para mahasiswanya ?" 
Beberapa orang yang mempercayai teori konspirasi memang telah berlebih-lebihan dalam memberikan gambaran dengan memperluas konspirasi tersebut (dari sekelompok kecil orang, yang kenyataannya demikian) sampai menyangkut aktifis jalanan kaum liberal dan birokrat pemerintah. 
Atau, karena fanatisme rasial atau keagamaan, mereka mengambil bagian-bagian kecil dari bukti yang sah dan memperluasnya sampai pada kesimpulan yang akan mendukung kebencian mereka terhadap kelompok tertentu, seperti, konspirasi ini secara keseluruhan adalah konspirasi "Yahudi", "Katolik" atau "Masonik". 
Orang-orang seperti ini tidak membantu mengungkapkan konspirasi yang ada, malah dengan menyedihkan telah memainkan peran yang menguntungkan pihak yang ingin agar masyarakat menyakini bahwa semua yang percaya adanya konspirasi politik adalah orang-orang eksentrik. 
Para "intelektual" senang mengucapkan kata-kata klise seperti : "Teori konspirasi itu sering menggelitik pikiran. Namun, ia terlalu memandang sederhana persoalan. " Memang, menyatakan bahwa semua peristiwa yang terjadi direncanakan oleh sekelompok kecil manusia yang haus kekuasaan adalah terlalu memandang sederhana persoalan. 
Akan tetapi menurut kami, tak ada sikap yang lebih memandang sederhana persoalan daripada berpegang secara membuta pada teori kebetulan berkenaan dengan terjadinya peristiwa-peristiwa penting dunia. 
Dalam banyak kasus, kaum liberal begitu saja menuduh semua yang mendiskusikan adanya konspirasi sebagai paranoid. "Ah, dasar kamu golongan sayap kanan " kata mereka, selalu bikin keonaran kemana-mana, melempar tuduhan di sana-sini, mencari-cari kambing hitam. 
" Kemudian datanglah pukulan terakhir, yaitu pemberian gelar Teori Konspirasi Sejarah sebagai ” Teori Setan ”. 
Kaum liberal senang dengan sebutan yang satu ini. Meskipun itu sebutan kosong, tapi kedengarannya sangat shopisticated ! Dengan para pemimpin di dunia akademik dan komunikasi bersikap sinis terhadap teori konspirasi (atau teori sebab-akibat), tidaklah mengherankan kalau berjuta-juta rakyat yang tak sadar akan bahaya dan bersih dari prasangka, dalam keinginannya yang manusiawi agar tidak kelihatan naif, mengambil sikap yang sama dan menirukan kata-kata klise para pencipta opini. 
Mereka ini, dalam usahanya agar tampak bijaksana dan berpengalaman, berlagak memiliki superioritas dan kecerdikan para pembimbingnya, meskipun mereka sendiri belum pernah meluangkan waktu barang lima menit untuk mempelajari soal konspirasi internasional. 
Kaum "aksidentalis" (yang berpegang pada teori kebetulan) ingin agar kita percaya bahwa menyangkutkan penyebab segala problem kita dengan perencanaan adalah terlalu memandang sederhana persoalan, dan bahwa seluruh problem kita disebabkan oleh kemiskinan, kebodohan dan penyakit - selanjutnya di sini disingkat dengan KKP. 
Mereka mengabaikan fakta bahwa para konspirator yang terorganisir menggunakan KKP, yang nyata dan imajiner, sebagai alasan untuk membangun penjara bagi kita semua. Sebagian besar penduduk dunia telah berada dalam kondisi KKP sejak zaman prasejarah, dan diperlukan pemikiran yang luar biasa dangkal untuk menyangkutkan terjadinya bencana demi bencana dengan KKP. 
Kaum aksidentalis mengabaikan kenyataan bahwa beberapa bangsa yang lebih maju di dunia telah jatuh ke tangan Komunis. Czechoslovakia dahulu adalah salah satu Negara industri paling maju, dan Cuba sebelum jadi komunis memiliki income berkapita tertinggi kedua di antara seluruh bangsa di Amerika Tengah dan Selatan. 
Betapapun, tidaklah benar menyatakan bahwa tidak ada dari kalangan elite intelektual yang menyetujui teori konspirasi sejarah. Sebagai contoh, ada Profesor Carroll Quigley dari Sekolah Dinas Luar Negeri pada Universitas Georgetown. 
Prof.Quigley tentunya tidak dapat dituduh sebagai “ekstrimis sayap kanan”. (ketiga kata ini telah dibuat tak terpisahkan oleh media massa) Prof.Quigley memiliki semua lambang kepercayaan sebagai “liberal”, karena dia mengajar di pusat-pusat akademi milik Penguasa (Establishment) Liberal yaitu Universitas Princeton dan Harvard. 
Di dalam bukunya Tragedy and Hope yang setebal 1300 halaman Dr.Quigley mengungkapkan adanya jaringan tersebut dari pengalaman tangan pertama. Dia juga menyatakan bahwa keberatannya terhadap jaringan ini hanyalah pada kerahasiaannya dan bukan pada tujuan-tujuannya. 
Prof.Quigley mengatakan : “Saya mengetahui operasi jaringan ini karena saya telah menyelidikinya selama dua puluh tahun dan telah diperbolehkan selama dua tahun, di awal tahun enam puluhan, untuk meneliti dokumen dan arsip-arsip rahasianya. 
SAYA TIDAK PUNYA KEBENCIAN TERHADAPNYA ATAU TERHADAP SEBAGIAN BESAR DARI TUJUAN-TUJUANNYA DAN SAYA TELAH HIDUP BERDEKATAN DENGAN JARINGAN INI ATAU DENGAN BANYAK KAKI TANGANNYA DALAM MASA YANG LAMA DARI KEHIDUPAN SAYA. 
Saya keberatan sejak dulu terhadap sebagian kecil kebijaksanaannya… akan tetapi secara umum perbedaan pandangan saya yang utama adalah tentang KEINGINAN JARINGAN INI UNTUK TETAP TIDAK DIKENAL., dan saya yakin perannya dalam sejarah cukup penting untuk diketahui. (Huruf besar ditambahkan) Kami sependapat bahwa perannya dalam sejarah perlu diketahui. Itulah sebabnya kami menulis buku ini. 
Namun, kami sangat tidak setuju dengan tujuan organisasi ini yang dilukiskan oleh Prof.Quigley sebagai “tidak kurang dari menciptakan sistem kontrol keuangan dunia di tangan swasta yang mampu mendominasi sistem politik tiap negara dan ekonomi dunia secara keseluruhan. 
“Dengan kata lain, klik yang haus kekuasaan ini ingin mengontrol dan menguasai dunia. Mereka ingin mengontrol semua sumber daya alam, bisnis, perbankan dan transportasi dengan mengontrol pemerintah di seluruh dunia. 
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut para konspirator ini tidak memiliki sedikit pun keraguan dalam hal mendorong timbulnya perang, depresi dan kebencian. Mereka inginkan suatu monopoli yang akan menyingkirkan semua pesaing dan menghancurkan sistem usaha bebas (free enterprise). 
Dan Prof. Quigley, dosen pada Universitas Harvard, Princetown dan Georgetown, membenarkan ! Prof. Quigley bukanlah satu-satunya akademisi yang sadar akan adanya klik konspirator yang ingin mengabadikan konspirasinya, yang kiik ini akan kita sebut Anggota Persekutuan ( Insiders ). 
Beberapa sarjana jujur lainnya yang berulangkali menjumpai orang-orang yang sama pada peristiwa-peristiwa politik yang membawa bencana telah menyimpulkan bahwa sudah pasti ada suatu organisasi piromaniak yang sedang beroperasi di dunia dewasa ini, akan tetapi para sarjana yang secara intelektual jujur ini menyadari bahwa kalau mereka menentang langsung Anggota Persekutuan tersebut, karir mereka akan hancur. 
Pengarang mengetahui adanya orang-orang seperti ini karena ia pernah berhubungan dengan sebagian dari mereka. Ada juga pemimpin agama yang sadar akan adanya konspirasi ini. 
Dalam sebuah cerita yang disiarkan oleh kantor berita UPI tanggal 27 Desember 1965, Pastor Pedro Arrupe pemimpin sekte Jesuit pada Gereja Katolik Roma, menyampaikan tuduhan berikut dalam kesempatan berpidato dalam sidang Ekumene: "Kelompok tak ber-Tuhan ini... beroperasi secara sangat efisien, setidaknya pada tingkat pimpinan atasnya. 
Ia memanfaatkan setiap sarana yang mungkin dan tersedia, apakah itu bersifat ilmiah, teknik, sosial atau ekonomi. Ia menempuh strategi yang telah dirancang dengan sempuma. Ia mempunyai kekuasaan hampir sepenuhnva terhadap organisasi-organisasi internasional, terhadap lembaga-lembaga keuangan dan di bidang komunikasi massa : pers, radio, film dan televisi." 
Ada beberapa problem yang perlu diatasi dalam meyakinkan seseorang akan adanya klik konspirator yang kita sebut Anggota Persekutuan yang memanipulasi kebijakan pemerintah dari tingkat pusat. Dalam soal ini kebenaran tampak benar benar lebih aneh dari cerita khayal. Kita sedang berurusan dengan “teka teki “ terbesar dalam sejarah. 
Suatu kisah misteri amat mencekam yang membuat karya novelis Erle Stanley Gardner menjadi tak berarti. Kalau Anda senang dengan misteri, Anda akan tercengang ketika mengkaji cara kerja Anggota Persekutuan. 
Apabila Anda mempelajari jaringan yang diungkap oleh Prof. Quigley ini, Anda akan menjumpai bahwa apa yang semula tampak mustahil ternyata tidak hanya ada, melainkan juga sangat mempengaruhi kehidupan kita. Satu hal yang harus diingat bahwa tugas utama setiap konspirasi apakah itu dalam politik, kejahatan atau bisnis, adalah meyakinkan setiap orang akan tidak adanya konspirasi. Keberhasilan para konspirator ditentukan sebagian besar oleh kemampuan mereka melakukan hal ini. 
Bahwa golongan elite di dunia akademi dan media komunikasi massa selalu meremehkan pandangan tentang adanya Anggota Persekutuan, tidak lain untuk menutupi operasi mereka. Para “Artis” ini menyembunyikan si anak, gerobak dan keledainya. 
Barangkali di masa lalu Anda pernah terlibat atau secara pribadi mengetahui beberapa peristiwa yang diberitakan oleh media massa. Mungkin peristiwa tersebut berhubungan dengan pertandingan atletik, pemilihan pengurus, kepanitiaan atau bisnis Anda. Apakah laporan media massa itu berisi berita selengkapnya tanpa ada hal penting yang terlewatkan ? Mungkin tidak. 
Dan itu karena berbagai sebab. Si reporter tentu punya problem keterbatasan ruang dan waktu. Di samping itu ada kemungkinan orang yang terlibat dengan sengaja tak mau membeberkan semua fakta. Mungkin juga prasangka pribadi si reporter yang memutuskan apa saja yang dapat masuk ke dalam cerita dan fakta apa yang harus dibuang. 
Tujuan kami mengambil contoh ini adalah, untuk menunjukkan bahwa kebanyakan orang mengetahui dari pengalaman pribadi bahwa laporan berita sering kali bukan cerita lengkap. Akan tetapi banyak di antara kita berpendapat bahwa peristiwa yang kita alami dan diberitakan media massa merupakan kasus tersendiri yang berbeda dengan yang lain. Padahal sesungguhnya sama. Apa yang dianggap benar tentang laporan peristiwa lokal adalah sama halnya dengan kebenaran laporan peristiwa nasional dan internasional. 
Problem-problem psikologis juga terlibat dalam upaya mengajak masyarakat agar mau melihat bukti-bukti yang menyangkut Anggota Persekutuan. Masyarakat biasanya merasa tenteram dengan keyakinan dan konsep yang telah lama mereka pegang. Ketika Columbus mengumumkan pendapatnya bahwa bumi berbentuk seperti bola dan bukan seperti roti pancake, masyarakat menjadi sangat marah. 
Maklum, mereka diminta membuang cara berfikir yang telah mereka pegang seumur hidup dan menggantinya dengan yang sama sekali baru. Para "cendekiawan" waktu itu menertawakan Columbus dan rakyat pun menjadi takut kehilangan prestise sosial bila mereka menerima pendapatnya. Tidak sedikit yang sekedar tak mau percaya bahwa bumi itu bulat. Banyak hal yang membuat persoalan ini menjadi kompleks. 
Dan orang-orang yang berpegang teguh pada pendapat bahwa bumi itu datar memiliki kepentingan pribadi yang khas menyangkut ego mereka sendiri. Sehingga mereka beramai-ramai mencaci maki Columbus karena menantang pandangan mereka tentang alam semesta. 
"Jangan bikin kami bingung dengan fakta, pendapat kami telah pasti dan tak akan berubah," kata mereka. 
Faktor-faktor yang sama berperan saat ini. Karena kelompok yang berkuasa (The Eshtabilishment ) mengontrol media massa, siapa pun mengungkapkan Anggota Persekutuan akan menerima lemparan caci maki terus menerus dari koran, majalah, TV dan radio. Dengan cara seperti ini orang akan terancam kehilangan "penghargaan sosial" bila ia berani mengumandangkan ide bahwa ada organisasi terselubung yang mendalangi segala problem yang dewasa ini meruntuhkan Amerika. 
Sayang sekali oleh kebanyakan orang status sosial lebih diutamakan dari pada kejujuran intelektual. Meskipun mereka tak akan mengakuinya, posisi sosial ini lebih penting bagi kebanyakan orang daripada terjaminnya kebebasan. 
Kalau Anda tanya orang-orang ini, mana yang lebih penting, penghargaan sosial atau menyelamatkan keturunan mereka dari perbudakan, mereka tentu akan menjawab penting yang kedua. Akan tetapi tindakan (atau ketidakpedulian) mereka berbicara lebih keras daripada kata-kata mereka. 
Masyarakat memiliki kemampuan rasional yang tak terbatas ketika ditanya mengapa menolak untuk menghadapi ancaman terhadap kelangsungan nilai-nilai kemanusiaan. Jauh di dalam lubuk hati orang-orang ini sebenarnya tersimpan rasa takut ditertawakan kalau mereka mengambil sikap berlawanan, atau khawatir tidak lagi diundang ke pesta-pesta para pencari kedudukan sosial. 
Orang-orang ini bukannya memiliki sikap bermusuhan yang semestinya terhadap para anggota persekutuan, malah sebaliknya mereka marah terhadap orang-orang yang berusaha menyelamatkan negara dengan menyingkap rahasia para konspirator. 
Satu hal yang membuat sebagian orang yang social minded sulit menilai bukti adanya konspirasi secara objektif adalah kenyataan bahwa konspirator itu berasal dari lingkungan sosial yang sangat terhormat. 
Mereka kaya raya, berpendidikan tinggi dan sangat berpengalaman. Banyak di antara mereka yang mempunyai reputasi dalam kedermawanan sepanjang hidupnya. Tak seorang pun merasa suka tersudut pada posisi menuduh orang-orang terkemuka melakukan persekongkolan untuk memperbudak bangsa Amerika. 
Akan tetapi fakta tak dapat di pungkiri. Banyak orang terutama dari kalangan bisnis dan profesional, menjadi sangat lemah terhadap ucapan "jangan merusak martabat sosial anda sendiri" yang di lontarkan oleh mereka yang tak ingin konspirasi ini di ungkap. 
Anggota Persekutuan tahu bahwa bila kalangan bisnis dan profesional tidak mengambil sikap untuk menyelamatkan sistem usaha swasta (private enterprise), maka sosialisme, jalan yang mereka tempuh untuk mengontrol dunia , pasti akan terwujud. 
Mereka yakin bahwa kebanyakan dari kalangan bisnis dan profesional terlalu dangkal pertimbangan moralnya, terlalu sadar akan arti status, terlalu terikat dalam problem pekerjaan dan bisnis untuk dapat memikirkan apa yang terjadi di arena politik. 
Orang-orang ini diperingatkan bahwa kondisi bisnis mungkin akan memburuk atau kontrak kerja mereka dengan pemerintah akan dihentikan kalau mengambil sikap berlawanan. Mereka telah disuap agar tutup mulut dengan uang pajak mereka sendiri. 
Kami berharap bahwa para konspirator itu telah salah menilai keberanian dan patriotisme yang masih tertinggal di dada rakyat Amerika. Kami merasa masih cukup banyak orang seperti Anda yang tidak terlena oleh berita televisi, yang menghargai Tuhan, keluarga dan kemanusiaan di atas status sosial, yang akan bertekad bersama untuk mengungkap dan menghancurkan persekongkolan Anggota Persekutuan. 
Diogenes, seorang filosof, berkeliling seantero negara Yunani kuno untuk mencari seorang yang jujur. Dan kami berkeliling seluas Amerika untuk mencari ratusan ribu orang laki-laki dan perempuan yang secara intelektual jujur, yang mau menyelidiki fakta dan mengambil kesimpulan logis, tak peduli betapapun pahitnya kesimpulan itu nantinya.
Sumber :