Senin, 13 Mei 2013

Deal AF Untuk Proyek PLTS Dicuekin Alat Sadap KPK ?



Fakta sidang mengungkap bahwa Ahmad Fathonah menyalurkan uang sebesar 1,3 Milyar rupiah ke Proyek Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ada di bawah Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. 
Sebagian dari uang itu, yaitu sebanyak 300 juta rupiah, adalah hasil “pemalakan” Ahmad Fathonah kepada PT Indoguna yang mengatas namakan Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Kiranya uang 300 juta rupiah itu tidak diberikan kepada LHI, namun diteruskan ke proyek PLTS.
Fakta itu disebutkan oleh Jerry Roger Kumontoy pada persidangan Tipikor, Rabu (8/5/2013). Jaksa Surya Nelli bertanya kepada saksi Jerry dan mendapat penjelasan begitu. Jerry adalah karyawan PT Radina Bioadicipta di mana Elda sebagai komisaris perusahaan tersebut. Ia bertugas menyalurkan uang dari Arya Abdi Effendi kepada Ahmad Fathonah.
Sebelumnya, setelah mengambil uang di PT Indoguna, Jerry menyimpan uang di PT Radina. Sepulangnya Ahmad Fathonah dari Medan, barulah Ahmad Fathonah meminta uang tersebut, dan kemudian  mencairkan uang di Bank Mandiri Depok sebesar 1 Milyar rupiah lalu, menyerahkan uang dengan total 1,3 M kepada seseorang bernama Ronny untuk proyek PLTS.
Yang menjadi pertanyaan, apakah hal ini luput dari penyadapan KPK ? Apakah KPK benar-benar tidak mengetahui adanya permainan Ahmad Fathonah di proyek PLTS?
Agak aneh kalau deal-deal antara Ahmad Fathonah dengan seorang bernama Ronny untuk keperluan PLTS tidak terdeteksi oleh alat sadap KPK. Bahkan hingga kini tak ada pemanggilan oleh KPK atas seseorang bernama Ronny, apalagi kepada pimpinan proyek PLTS tersebut. KPK malah sibuk memanggil wanita-wanita yang ada di sekeliling AF.
Lantas, apa yang disadap KPK dari alat komunikasi Ahmad Fathonah?
[gskf/im]

========================================================

PKS Kepri: Kaum Sekuler Selalu Mengkampanyekan Politik itu Kotor

PKS Nongsa - Orang-orang atau kaum sekuler selalu mengkampanyekan politik itu kotor, dakwah itu di mimbar bukan di parlemen dan mereka tidak menginginkan umat Islam berkuasa.

" Sekian puluh tahun umat Islam berada di bawah bayang-bayang kekuasaan. Parlemen sebagai institusi seharusnya melahirkan kebijakan-kebijakan yang membawa maslahat bagi masyarakat bukan sebaliknya. Inilah yang terjadi beberapa waktu yang lalu," ujar Wakil Ketua DPW PKS Kepri Wildan Hadi Purnama saat memberikan taujih pada Liqo' Tansiqi Tarbawi 3 Besar (LT3 Besar) yang diadakan oleh DPC PKS Nongsa, Ahad (5/5) pagi.
Menurut Wildan, Indonesia adalah negara kaya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Akan tetapi kekayaan itu masih belum dirasakan oleh penduduknya.
" Kita masih saja antri minyak padahal kita memiliki banyak minyak. Listrik juga masih byar-pet. seharusnya kita tidak mengalami hal itu karena kita negara kaya," ungkap Wildan.
Wildan menerangkan bahwa umat Islam dilahirkan untuk memberi kemaslahatan bagi manusia. Menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar.
" Menyeru disini maknanya bukan sekedar menyeru tapi juga menggali potensi-potensi kebaikan. Demikian pula dengan kata menghalangi kemunkaran, tidak hanya menghalangi kemungkaran namun juga menekan sedemikian rupa peluang-peluang orang untuk berbuat maksiat. Jika potensi kebaikan di kembangkan terus, maka potensi-potensi keburukan akan tereliminasi dengan sendirinya," ujar Wildan.

Akh Mulyadi sebagai pembawa acara
Dalam rangka beramar ma'ruf nahi munkar inilah kita berpartai dan berpolitik. Kenapa hrs berpartai? karena untuk mencapai kekuasaan dalam sistem kita sekarang ini hanya bisa dilakukan melalui partai politik.
" Menurut Ustadz Anis Matta politik itu ibarat kanal, semakin besar kanal maka akan semakin besar arus yang masuk. Kita harus memperbesar bargaining kita dalam politik ini. kita didorong untuk memenangkan dakwah ini," katanya.
Menurut Wildan ada 5 hal kenapa perlunya berpartai untuk menata perbaikan kehidupan umat. Pertama, melaksanakan tanggung jawab misi khilafah.
" Kita harus menjadi pemimpin di muka bumi ini. Selama Islam berkuasa belum ada kaum minoritas nonmuslim yang tertindas. Kita harus menegakan hukum-hukum Allah, jalannya untuk saat ini hanya melalui demokrasi," ungkap Wildan.
Kedua, untuk menyalurkan aspirasi, potensi dan peran. 
Sementara yang ketiga adalah Islam sistem hidup universal 
Dan keempat, adalah amar ma'ruf nahi mngkar.
" Sedangkan yang kelima adalah mengimbangi kekuatan musuh.
Karena PKS nomor 3, maka ada 3 perubahan didalam Al-Qura'n. Pertama, perubahan struktural. Misalnya Allah akan memasukan orang-orang sholeh yang akan duduk di pusat-pusat kebijakan.
"Kedua, perubahan kultural yakni perubahan yang kita lakukan di tengah-tengah masyarakat melalui dakwah. Kita tidak meninginkan perubahan yang ketiga yakni perubahan rivalitas absolut. Kita tidak ingin Allah menurunkan azabya seperti bencana alam. dan keadaan negeri-negeri yang sedang bergejolak. Keadaan seperti ini tidak hanya bagi orang-orang zolim, namun bisa juga bagi orang-orang beriman." katanya.
Untuk itu, kita harus menggiatkan dakwah ini dan bagaimana cara kita untuk memenangkan partai dakwah ini dan memperbesar kanal-kanal seperti yang saya sebutkan tadi, demikian Wildan. [DeMoes]