Sabtu, 04 Oktober 2014

“Sapi Dagangan PDIP Gak Laku di Senayan”


Jakarta - Hashtag #SaveCeuPopong jadi worldwide trending topic di Twitter setelah Popong memimpin sidang perdana dan sekaligus pemilihan pimpinan DPR periode 2014-2019. Dengan gayanya yang khas, akhirnya dini hari tadi terpilih pimpinan DPR paket yang diusung oleh koalisi merah putih (KMP).
Ada bintang lain sebenarnya yang menentukan kemenangan KMP mendapatkan kursi pimpinan DPR, bergabungnya fraksi Demokrat dalam paket pimpinan DPR oleh KMP menjadi penentu bahwa koalisi Indonesia Hebat yang dikomandoi oleh PDIP akan kesulitan memenangkan paket pimpinan dewan yang mereka ajukan.
Suara fraksi Demokrat menentukkan karena jumlah anggotanya yang sangat signifikan menggerakkan angin kemenangan pada masing masing kubu. Kekalahan kubu koalisi Indonesia Hebat dalam pemilihan pimpinan dewan ini bermula dari gengsi tinggi Megawati yang enggan duduk bersama SBY untuk berkomunikasi terkait dengan kerjasama fraksi di DPR. Megawati hanya mengutus Puan untuk bertemu SBY menyampaikan pesan sang bunda. Tentu saja SBY dan Puan punya kapasitas yang berbeda untuk bisa melakukan komunikasi politik.
Seperti di ketahui bahwa sejak pemilihan presiden hingga pertarungan UU Pilkada beberapa hari yang lalu, partai Demokrat selalu mengatakan bahwa mereka memposisikan diri sebagai penyeimbang. Sebagai penyeimbang dapat dimaknakan sebagai posisi yang cair, yaitu kapan pun dapat berada dipihak manapun sesuai dengan situasi dan kondisi politik yang ada.
Gengsi besar yang ditunjukkan Megawati terhadap SBY tersebut kontan saja membuat KMP berada diatas angin. Bergabungnya fraksi Demokrat dalam paket pimpinan DPR usulan KMP semakin menegaskan bahwa kedepannya fraksi Demokrat akan condong bersama dengan KMP.
Faktor lain penyebab PDIP gagal semalam adalah solidnya KMP dalam pertarungan pengambilan keputusan penting di DPR. Walaupun tawaran mengiurkan sering di terima oleh beberapa anggota KMP.
Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh mantan menteri kehutanan dari PAN Zulkifli Hasan, bahwa PAN dipaksa untuk menerima tawaran menteri dari presiden terpilih Joko Widodo (tribunnews). Serta adanya indikasi upaya pecah belah PPP yang sampai saat ini masih berupaya untuk ishlah.
Jadi, kalau ada istilah politik transaksional atau politik dagang sapi, maka jelas sapi dagangan PDIP tidak diminati oleh KMP. Bisa jadi KMP tidak minat dengan sapi dagang PDIP karena mutunya membahayakan NKRI dan Pancasila.
Kedepan, diharapkan KMP juga jangan tergoda dengan dagangan dagangan UU yang membahayakan NKRI. seperti UU kesetaraan gender yang mengakomodir paham LGBT, pencabutan larangan PKI, upaya papua merdeka dan sebagainya.
Tapi kalau dagangan H. Mamat harus segera direspon karena sapi sapinya harus habis terjual lebaran ini.(*)
Sumber :