Selasa, 23 November 2021

Melihat dari Dekat Doktor Salim, Pemimpin Kharismatik Berhati Lembut




Berita kedatangan dr Salim Segaf Al-Jufri ke Lombok Nusa Tenggara Barat, menjadi keberkahan tersendiri bagi kader dan masyarakat Lombok. Berita itu menjadi salah satu euforia lain selain euforia penyelenggaraan World Superbike (WSBK).

Sosok doktor Salim, tidak hanya dikenal sebagai Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera. Tapi lebih dari itu, KMS dikenal dan diingat sebagai Menteri Sosial yang bekerja nyata dan menggulirkan banyak program yang pro rakyat dengan salah satu programnya yang terkenal di NTB kala itu adalah program pemberian bantuan modal usaha bagi unit usaha menengah kecil (UKM), sebagai sektor penyangga pertumbuhan ekonomi daerah.

Kerja-kerja beliau kala itu, jauh dari kilatan kamera, atau sekedar gerakan "maki sana, maki sini" bila mendapati suasana tidak sesuai ekspetasi ketika turun-turun langsung ke lapangan.

Dr. Salim pada masa Tahun 2009-2014, menjabat sebagai Menteri Sosial. Banyak hal yang dilakukan untuk masyarakat, terutama untuk rakyat kecil. Salah satunya yakni menuntaskan terbitnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin. 

Dan dengan Undang-Undang ini, negara harus hadir di tengah masyarakat sebagai pelayan masyarakat tampa melihat status sosial, dan memiliki kewajiban untuk memelihara kaum dhuafa.

Dimana langkah-langkah ini, telah jauh dicontohkan oleh para Nabi dan para pemimpin muslim di kala itu, sebut saja seperti Ummar Bin Khattab, yang akan keliling ke tengah rumah penduduk demi mengecek, apakah ada warganya yang masih dan terbangun karena kelaparan. 

Ada juga Umar bin Abdul Azis, yang dikenal dengan kepemimpinannya yang rela memanggul sendiri gandum untuk dibagikan kepada para kaum fakir dan dhuafa.

Empat hari sebelum kedatangan dr Salim ke Lombok, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Lombok Barat diminta oleh Dewan Pimpinan Wilayah PKS, untuk menjadi penanggung jawab (PJ), di salah satu titik acara beliau.

Sarapan bersama nelayan ialah agenda dr Salim yang dikawal oleh DPD PKS Lombok Barat. Di tengah cuaca yang sedikit gelap karena wilayah Senggigi yang ditimpa hujan lebat sejak Sabtu siang, namun tidak menyurutkan langkah kader dan masyarakat untuk mengikuti acara tersebut.

Acara sarapan dilalui dengan santai dan penuh kehangatan. Di sela-sela agenda sarapan, ia meminta ijin, untuk diantarkan berkeliling ke beberapa rumah penduduk yang sangat sederhana atau yang tidak layak huni.

Adalah rumah Papuk Edon, menjadi sasaran pertama yang sambangi. Papuk Edon secara fisik sudah terlihat renta dengan usia 70an tahun, tinggal bersama salah satu anaknya di rumah yang sangat sederhana. 

Sehari-hari sudah tidak bisa melakukan aktifitas berat. Sehingga untuk makan dan minum tergantung penghasilan anaknya yang menjadi buruh lepas. Tapi menurut kesaksian beberapa warga sekitar, Papuk Edon, lebih banyak menikmati hidup dari pemberian tetangga sekitar, yang iba dan empati akan nasibnya.

Habib Salim, sungguh terenyuh demi menyaksikan rumah petak yang sebagian besar berdinding triplek itu tanpa fasilitas yang memadai. Rumah dilengkapi kamar mandi yang menjadi impian semua orang itu, tidak pernah dirasakan oleh Papuk Edon.

Dan dengan kemurahan hati, serta dipenuhi semangat berbagi, Habib melalui DPD PKS Lombok Barat akan membiayai bedah rumah dan dibuatkan toilet untuk Papuk Edon. Hal itu sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Pak Mastur selaku Kepala Desa yang mendampingi dr Salim.

Setelah itu dr Salim dan rombongan, melanjutkan kunjungan ke Dusun Kerandangan RT 06. Di titik kedua ini, ia menjumpai rumah yang tidak layak huni lainnya. Rumah yang ditempati oleh Inak Saneriah Janda cerai yang berusia 65 tahun, hidup sendiri di rumah bambu berlantaikan tanah.

Selain akan dibiayai bedah rumah, pada Inak Saneriah juga ia berjanji akan membelikan kulkas, untuk mempermudah menyimpan bahan makanan atau makanan lebih yang sering diantarkan oleh tetangga dan sanak keluarga, karena mengingat kondisinya sedang sakit-sakitan saat ini.

Ketika gegap gempita dunia pencitraan saat ini, masih ada sosok yang hadir di tengah masyarakat tanpa sorotan kamera TV. Sungguh sosok doktor Salim menjadi pengingat bagi kita, bahwa rezeki yang dimiliki ada bagian untuk kaum fakir dan dhuafa. 

Terutama untuk mereka yang ada di sekitar kita. Maka sesekali, perlu kita turun dan lihat kehidupan masyarakat secara langsung agar kenyataan hidup di lapangan secara nyata bisa dilihat.

Terima kasih doktor Salim Segaf Al-Jufri telah datang ke Lombok dan mengajarkan kepada kami, bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan rakyat.

Nurwa
Reli PKS NTB