Selasa, 03 Juni 2014

Instruksikan "Memata-matai" Khutbah Jum'at, Pro Jokowi Dikecam


Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Jakarta Timur, William Yani menginstruksikan kader dan pendukung Jokowi untuk memantau atau memata-matai khutbah Jum'at.
Lewat akun berita PDIP di twitter @news_pdip, pada Kamis, (29/5/2014), William Yani yang juga anggota DPRD DKI Jakarta ini menginstruksikan kepada kader dan pendukung Jokowi pada saat Sholat Jum'at untuk memantau penceramah.
Tidak hanya itu, William Yani yang seorang Kristiani ini meminta para pendukung Jokowi membawa alat perekam saat ceramah sholat Jum'at berlangsung.
Pernyataan ini dikecam oleh warga pengguna sosial media, mereka menganggap keterlaluan apa yang dilakukan oleh pendukung Jokowi ini.
"Jangan sholat Jum'at jadi strategi PDIP untuk buat berita, ini sangat hina dan gak sehat." ungkap Teddy Ibrahim lewat akun @stone_cobain.
"ini maksud nya apaan orang mau beribadah dipantau-pantau segala. Mau adu domba?." ungkap @dianputi pengguna sosial media lainnya.[Islamedia/twitter/YL]
Sumber :

=====================================================================
Refrizal: Da'i Kewajiban Mengarahkan Ummatnya Cerdas Memilih Pemimpin

Jakarta - Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Refrizal menanggapi persoalan PDI Perjuangan yang menginginkan masjid diinteli jelang Pemilu presiden 2014. Menurutnya, PDI Perjuangan tidak memperkeruh suasana.
Refrizal mengatakan, sikap partai asuhan Megawati Soekarnoputri itu seperti zaman Orde Baru dan Orde Lama. Bahkan, belum berkuasa saja sudah arogan kepada ummat Islam.
"Kayak Orba (Orde Baru) dan Orla (Orde Lama), dulu kan masjid-masjid diinteli," kata Refrizal kepada INILAHCOM, Sabtu, (31/5/2014) malam.
Ia mengaku sepakat dengan pernyataan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa, menginteli masjid itu sangat melukai hati ummat Islam.
"Seharusnya janganlah bersikap begitu, sekarang ini harus menenangkan suasana yang memanas. Hati-hatilah memberi pernyataan," ujarnya.
Di samping itu, ia juga menganggap hal wajar seorang ustaz menyampaikan pesan kepada para jama'ah agar memilih pemimpin yang tegas, jujur dan mandiri. Karena, sekarang ini sudah zamannya demokrasi.
"Dai/ ustad/mubaligh mempunyai kewajiban mengarahkan ummatnya untuk cerdas memilih pemimpin," jelas dia.
Sebagaimana diberitakan, PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.
Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.
Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.
Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah PDC PDIP Jakarta Timur. "Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva. (inilah)
Sumber :