Sabtu, 14 Juni 2014

Satu Sisi yang Tak Banyak Orang Tahu Tentang Prabowo Subianto



Wayne Downing adalah seorang pensiunan Jenderal Bintang Empat yang paling dihormati dan disegani di Amerika Serikat.
Ketika terjadi perang Vietnam, Wayne Downing memimpin para prajurit Amerika Serikat bertempur dengan gagah berani dalam setiap titik-titik pertempuran di Vietnam.
Prestasi-prestasinya menggempur para tentara Vietnam dan membebaskan para tahanan prajurit Amerika yang disekap para prajurit Vietkong membuatnya menjadi sosok yang paling dihormati jasa-jasanya di negeri paman Sam itu.
Setelah perang Vietnam usai, Wayne Downe menjabat sebagai penasehat anti terorisme pada masa pemerintahan Presiden George Bush. Pada tahun 1990, Downing membentuk tim elit anti terorisme Amerika Serikat (semacam Densus 88 kalau di Indonesia).
Selain aktifitasnya sebagai penasehat anti terorisme, Downing juga adalah salah satu Instruktur di Fort Bragg, lembaga Pendidikan Militer di Amerika Serikat yang mencetak pasukan khusus para prajurit-prajurit dari negara-negara asing.



Fort Bragg (Wikipedia)

Wayne Downing mengakui bahwa dari semua prajurit negara asing yang ia latih di Fort Bragg, hanya dua prajurit yang paling menonjol. Kedua prajurit tersebut adalah Abdullah II bin Al-Hussein, yang menjadi Raja Yordania, dan yang seorang lagi yaitu Prabowo Subianto, Komandan Pasukan Khusus dari Indonesia.
Kedua murid kebanggaannya itu diceritakan oleh Downing kepada Stanley A Weiss, pendiri lembaga Business Executives for National Security di Washington pada tahun 2009 yang silam.
Menurut Downing, kedua muridnya itu adalah siswa cemerlang yang paling menonjol daripada murid-muridnya yang lain. Yang paling berkesan bagi Downing adalah sosok Prabowo Subianto. Dimata Wayne Downing, Prabowo adalah sosok yang sangat idealis tentang negaranya, penuh percaya diri, dan selalu yakin akan masa depan negaranya.
Menurut Wayne Downing, selain cerdas, Prabowo adalah muridnya yang paling disiplin dan nyalinya paling tinggi ketika mengikuti pelatihan-pelatihan keras untuk menggembleng nyali bertempur. Selain itu, Prabowo selalu bergairah dan berapi-api ketika berbicara tentang negara Indonesia di Fort Bragg.
Pada tahun 1995 yang silam, Wayne Downing pernah mengunjungi Prabowo di Jakarta. Dalam suatu moment kunjungannya itu, Downing ingin melakukan terjun payung bersama dari ketinggian yang normalnya dilakukan oleh prajurit tempur sebagai bentuk perayaan untuk mengulangi masa-masa indah mereka di Fort Bragg dulu.
Saat itu Prabowo berupaya mencegah niat Downing karena faktor umur, akan tetapi Downing tetap bersikeras dan berkata kepada Prabowo bahwa dalam hidup ini terkadang Anda harus punya keberanian untuk melompat.
Sebenarnya tak sulit untuk memahami apa yang dilihat Wayne Downing dalam sosok seorang Prabowo Subianto. Dengan kemauan keras serta dedikasi yang tinggi terhadap bangsa ini, Prabowo Subianto telah melewati berbagai persoalan besar yang menerpa hidupnya, rumah tangganya, dan karier militernya.
Dua kali gagal dalam pemilu 2004 dan 2009 yang lalu tak menjadikan Prabowo Subianto patah arang. Dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dan cinta tanah air telah memicunya untuk menjadi prajurit terbaik bangsa untuk menggembleng bangsa ini menjadi bangsa yang besar diantara bangsa-bangsa lainnya dibelahan dunia ini.
Di tengah dera caci maki, sumpah serapah, derasnya hujatan yang membabi-buta, dan fitnah yang bertubi-tubi terhadap dirinya, ia tetap mampu berdiri tegak dan bangkit kembali dari keterpurukan untuk membuktikan diri sebagai seorang Prajurit terbaik bangsa yang telah diakui dunia Internasional.
Kebanggaanya terhadap ibu pertiwi telah menghantar sosok Prabowo Subianto untuk melakukan suatu “lompatan” yang spektakuler dalam hidupnya demi masa depan dan kemajuan bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dimata dunia.
Sumber :