Sabtu, 16 Agustus 2014

Guru Sederhana itu Sekarang Jadi Aleg PKS


Kemarin Kamis (14/08/2014), telah dilantik 50 orang anggota DPRD baru untuk periode 2014 – 2019 di kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. 
Tidak ada yang spesial dari acara pelantikan itu, selain karena banyak wajah lama yang kembali duduk sebagai anggota dewan, rata-rata mereka tak memiliki banyak kiprah bagi kompleknya persoalan di Grobogan. 
Yang spesial dari acara pelantikan tadi pagi adalah masuknya dua orang aleg pendatang baru asal PKS kab. Grobogan yakni Ahmad Sidik dan Suranto. Apa yang istimewa dari keduanya?
Penulis yang mengenal dekat keduanya sejak lama, mengacungi jempol atas perjuangan keduanya di pemilu legislatif lalu. Apa pasal? Dengan bekal logistik seadanya, pengalaman politik yang kalah jauh dari rival-rival kompetitor, dan alat transportasi hanya berupa motor, mereka berdua berhasil memenangkan hati rakyat.
Keduanya, mengawali persentuhan dengan masyarakat luas saat aktif menjadi Guru SMK dan Penyelia Mitra Tani (PMT) di kab. Grobogan. Jika Ahmad Sidik menjabat sebagai guru BP di SMKN 2 Purwodadi, Suranto adalah guru kimia di SMK AL Firdaus Gubug. 
Dengan bekal keagamaan yang mumpuni, keduanya sering didaulat untuk mengisi pengajian di antara kelompok tani yang dikunjunginya. Bahkan Suranto, yang hapal surat Yasin, tak tanggung-tanggung dalam hal ini. Di setiap minggunya, ia mengisi pengajian secara rutin di dua kelompok Yasinan di dua kecamatan berbeda. 
Ada cerita menarik kala Suranto, yang aktif sebagai ketua bidang Kaderisasi DPD PKS Grobogan ini, sibuk memperkenalkan diri di kampanye Pileg lalu. Jika kompetitor memilih untuk menaiki mobil ditemani rombongan, ini tidak pada Suranto. 
Pernah di suatu malam hari setelah isya, ia berangkat sendiri mengendarai motor. Padahal, ia berada di dapil 3 yang letaknya di ujung selatan Grobogan (berbatasan dengan Boyolali dan Salatiga). Rata-rata wilayahnya berupa hutan lebat dan jalanan rusak. Hal ini sama sekali tak menyurutkan langkahnya untuk menyapa warga. Selepas menyampaikan visi-misi dan maksud kedatangannya, ia pamit untuk pulang. Padahal, kala itu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB tengah malam. Pun untuk keluar dari desa tersebut, harus melewati hutan lebat yang sudah masyur terkenal angker. 
Panitia sempat bertanya kepadanya, “mboten nginep mawon tho pak?”
Suranto menjawab, “Langsung pareng mawon. Soale enjing wonten acara maleh.”
Benar saja, melewati sebuah makam ia mencium aroma wangi yang begitu semerbak. Entah apa yang sedang dipikirkannya, ia malah menyetop motor yang dikendarainya seorang diri, lantas melihat makam dan menghirup aroma wanginya itu. 
Di siang keesokan harinya, karena didasari penasaran, ia tengok makam yang tadi malam dilewatinya. Herannya, sama sekali tak ada bunga mekar di area makam. “Lantas, dari mana aroma wangi yang tadi malam berasal?”, ia berujar keheranan saat cerita ke kami. 
Lain halnya dengan Ahmad Sidik. Sekretaris DPD PKS Grobogan yang masih berusia muda ini, sejak awal sadar diri bahwa dirinya hanyalah anak desa yang tidak begitu kuat modal dibanding caleg lain. Tak mau pasrah dengan nasib, ia menyapa rata warga di beberapa daerah di dapilnya, yakni dapil 1 Grobogan. 
Ya, ia bukan tipe caleg yang ‘pasrah bongkokan’, pada timses dalam menyapa masyarakat di dapilnya. Selain karena cekak modal, ia merasa lebih yakin jika masyarakat disapa langsung oleh calon wakilnya. Karena itu, ia nekat berkeliling sendiri menuju beberapa desa mengendarai motor seorang diri. Pernah di suatu desa terpencil bernama Asemrudung, saat musim hujan, Ahmad Sidik harus mengenakan mantel dan sepatu boot. Dengan jalan yang mblethok-mblethok (bhs jawa : rusak berat), menjadikan motornya tak lagi berupa motor. 
Penulis pernah mendengar sendiri, ia dijuluki oleh salah seorang masyarakat sebagai ‘Caleg Kere’. Di kali lain ada yang bilang begini, ‘ora mungkin – ora mungkin nak Ahmad Sidik iso dadi dewan’.
Ah, Allah swt adalah yang maha tahu takdir seseorang dibanding seluruh anggapan makhluknya. Barangkali karena kesederhanaan dan ketekunan mereka mengunjungi warga lah, juga karena pertolongan Allah, yang menjadikan warga kasihan sehingga ikhlas menjadikan mereka berdua sebagai wakilnya. Wallahu ‘alam. 
Selamat bertugas ya akhi. Semoga tetap sedehana, di amanah baru antum. 
( @KristionoGroby )
Sumber :