Selasa, 16 September 2014

DPR: Jokowi Mestinya Tidak Ragu Pakai Esemka untuk Mobil Dinas Presiden


Jakarta. Anggota DPR RI, Habib Nabiel Almusawa berpendapat mobil Esemka telah mengantarkan Jokowi menjadi penguasa terpilih di negeri ini. Karena itu sudah sepatutnya bila Jokowi membalas budi dengan mengantarkan Esemka menjadi mobil nasional yang berkualitas yang menguasai pasar mobil di negeri ini.
“Jangan ragu berpihak pada produk karya anak bangsa. Awali keberpihakan itu dengan memakai Esemka sebagai mobil dinas Presiden”, tegasnya mengomentari penolakan Jokowi terhadap pengadaan mobil Mercy untuk pejabat negara.
Diberitakan, pemerintah sebelumnya menetapkan Mercedes-Benz sebagai pemenang lelang pengadaan mobil dinas menteri, pejabat setingkat menteri, mantan presiden, dan mantan wakil presiden dengan nilai tender sebesar Rp 91,94 miliar. Tender dilakukan untuk pengadaan 72 mobil Mercy tipe E-Class 400. Namun tender itu kemudian dibatalkan karena ditolak oleh publik dan oleh Jokowi sendiri.
Selanjutnya terbuka peluang bagi Esemka untuk menggantikannya. Namun hal tersebut belum diputuskan oleh Jokowi. Keputusannya baru akan diambil setelah tanggal 20 Oktober, pasca pelantikan sebagai Presiden RI.
“Mengapa menunggu sampai pasca tanggal 20 Oktober ? Penundaan keputusan itu menunjukkan bahwa Jokowi masih ragu terhadap Esemka”, tandas Habib dalam rilis yang diterima redaksi dakwatuna.
Keputusan menggunakan Esemka sebagai mobil dinas kepresidenan, menurutnya, merupakan simbol keberpihakan Jokowi kepada produk dalam negeri. “Jangan tunggu sampai tanggal 20 Oktober untuk komitmen keberpihakan kepada produk dalam negeri”, ujarnya.
Diberitakan, produsen mobil Esemka PT Solo Manufaktur Kreasi (PT. SMK) sudah berupaya meningkatkan kualitas mobnas tersebut. Di tahun 2014 ini rencana akan meluncurkan varian baru Esemka Rajawali generasi 2014. Varian baru ini merupakan hasil pembenahan varian sebelumnya, baik pada mesin, interior, maupun eksterior.
Selain kualitas, PT. SMK juga berupaya menambah jumlah produksi dari 80 unit pada 2013 menjadi 500 unit pada pertengahan 2014-2015. Langkah itu direalisasikan dengan menambah jumlah lokasi produksi dan atau pelayanan di sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia.
PT SMK mengaku memiliki 33 lokasi produksi dan atau pelayanan hingga April 2014. Pabrikan Esemka itu memasang target penambahan lokasi mencapai 580 titik hingga akhir 2015.
Pemerintah harus turun tangan agar ada kelanjutan produksi mobil Esemka sampai bisa diproduksi massal. Hal ini karena produksi mobil memerlukan ribuan perangkat pendukung.
Sumber: