Rabu, 14 Juli 2021

Menuju Cerdas Literasi, Anggota Komisi X FPKS Minta Kemdikbudristek Kerjasama dengan Perpusnas


Jakarta (14/07) — Perpanjangan masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) terutama di wilayah yang tengah menjalani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat sumber data digital menjadi semakin dibutuhkan.

Untuk mengoptimalkan sumber data dan mendukung program cerdas literasi bagi peserta didik, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa Amaliah meminta Kemendikbudristek jalin kerjasama program secara intensif dengan Perpusnas.

“Pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan internet tentu membutuhkan sumber-sumber pelajaran secara digital. Perpustakaan Nasional sebagai lembaga negara yang sudah memiliki kelengkapan perpustakaan digital perlu diajak bekerjasama oleh Kemendikbudristek untuk mendukung program PJJ,” kata Ledia.

Dalam situasi pandemi yang belum nampak akan berakhir, pilihan melakukan PJJ masih mungkin berlangsung hingga beberapa waktu ke depan, karena itu menurut Aleg FPKS ini metode pembelajaran serta pengisian waktu bagi peserta didik dan tenaga pendidik harus banyak dikreasikan termasuk dengan menyediakan akses bagi kegiatan yang mendukung kecerdasan literasi.

“Sumber belajar bisa didapat dari internet, tetapi kadang anak tidak tahu harus mencari kemana dan malah berselancar ke sana kemari. Selain bisa memunculkan distraksi juga anak bisa tersesat pada sumber-sumber informasi yang tidak tepat. 

Maka perlu kita menjadikan perpusnas sebagai salah satu sumber alternatif dalam memberi kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi peserta didik dan tenaga pendidik dalam mendapat informasi yang tepat,” jelas Ledia.

Kemendikbudristek dan Perpustakaan Nasional menurut Sekretaris FPKS ini bisa bekerja sama membangun database perpustakaan digital yang mendukung semua keperluan belajar mengajar dari tingkat Paud hingga SMA bahkan Perguruan Tinggi. 

Sumber informasi tersebut bisa berupa buku, majalah, ensiklopedia, jurnal, infografis, komik, animasi dan sumber-sumber pengetahuan lain dalam bentuk digital.

“Perpusnas punya Ipusnas yang merupakan perpustakaan digital dengan sekitar 53 ribu koleksi bacaan sampai akhir tahun lalu. 

Dengan satu kerjasama yang baik dengan Kemdikbudristek tentu bisa disiapkan kanal atau link database sumber bacaan penunjang kegiatan belajar mengajar, pun untuk menjadi sarana hiburan yang mendidik bagi siswa maupun guru. Koleksi-koleksinya tentu perlu dipilih agar berkesesuaian dengan level sekolah.” lanjutnya

Kerjasama antara Kemdikbudristek dan Perpusnas ini menurut Ledia akan mempercepat program cerdas literasi bagi masyarakat. Sebab selama ini tingkat kecerdasan literasi masyarakat Indonesia yang rendah tidak hanya karena persoalan minat baca tetapi juga akses pada bahan bacaan.

“Kalau soal minat baca masyarakat termasuk para pendidik dan siswa didik cukup tinggilah minat bacanya, terutama untuk info-info pendek dan instan di internet. Tapi untuk membaca literatur, buku, jurnal, belum tinggi karena salah satu diantaranya akses pada sumber-sumber itu terbatas. 

Mau beli buku mahal, ensiklopedia bahkan mahal banget. Maka menghadirkan perpustakaan digital dengan koleksi terpilih bisa menjadi satu langkah strategis untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat khususnya peserta didik,” tutup Ledia.

Sumber :