Selasa, 09 Agustus 2022

Habib Dr. Salim Segaf Al Jufri I Waliuddin Karaeng Manaba

Oleh: Azwar Tahir

Sebanyak 23 pasukan berkuda mengiringi perjalanan Dr. Salim ke Balla Lompoa, Istana Kerajaan Marusu, Maros, Sulawesi Selatan. Senin, 8 Agustus, 2022. Tari Padduppa disusul tabuhan gendang menyambut kedatangan Ketua Majelis Syuro PKS.

Prosesi tersebut mewarnai rangkaian penganugerahan gelar adat kepada Dr. Salim. Diberikan oleh Pemegang Amanah Raja Ke-24 Kerajaan Adat Marusu, yang juga Pemangku Adat Karaeng Marusu Ke-6, Yang Mulia Drs. Andi Abdul Waris Tajuddin Karaeng Sioja, S.Si., M.Pd.

I Waliuddin Karaeng Manaba

Apa makna gelar kemuliaan yang diberikan kepada Orang Nomor 1 di PKS tersebut?

I

I awalan nama yang menunjukkan perangai terpuji. Selalu dihormati oleh siapa saja yang mengenalnya. Senantiasa dimuliakan oleh keluarga dan masyarakatnya dan selalu dirindukan.

Waliuddin

Waliuddin berasal dari Bahasa Arab. Secara harfiah berarti penolong, pembela agama. Selalu memelihara agama atau mempunyai sifat adil dan netral sesuai ajaran agama dalam bertindak serta dalam mengambil keputusan. 

Secara makna, adalah sosok mulia pemimpin yang gemar membela dan menolong berdasarkan nilai-nilai agama dengan kemampuannya yang cerdas. Mempunyai kedudukan dan derajat yang tinggi di masyarakat dan lingkungan luar karena sikap dan sifatnya yang selalu menolong, berkeadilan dalam bertindak dan mengambil keputusan .

Karaeng

Karaeng gelar kebesaran kebangsawanan yang sangat terhormat di kalangan suku Makassar, Bugis, Mandar, Tana Toraja (Tator) dan Selayar.

Manaba

Manaba berasal dari Bahasa Makassar. Secara harfiah, berarti memiliki sifat menjaga dan teguh pada kebenaran. Memiliki sikap pemberani dalam mempertahankan dan menjaga kebenaran serta kebaikan.

Dengan demikian, I Waliuddin Karaeng Manaba maknanya berarti sosok bangsawan tinggi yang ramah, memasyarakat, peduli, peka, berpengetahuan luas dan senantiasa teguh dalam memperjuangkan kebenaran dan kebaikan.

Sebelumnya Dr. Salim juga menerima gelar Dato Wira Cahaya Buana oleh Lembaga Adat Melayu di Kabupaten Bintan. Selain itu, beliau juga mendapat gelar Yang Mulia Datuan Satria Negara dari Masyarakat Adat Lampung.

Sumber :