Jumat, 03 Januari 2020

Tahun 2020 Penuh Tantangan, Pemerintah Harus Kerja Keras

Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly. 
Foto : Andri/Man
Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly mengungkapkan, hingga penghujung tahun ini, Pemerintah masih belum optimal dalam rangka mengelola turbulensi ekonomi global. 

Hal ini mengakibatkan sejumlah aspek masih gagal mencapai target pada tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi misalnya, belum mampu beranjak dari 5 persen.

Padahal, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai, perlu adanya level yang lebih tinggi agar persoalan sosial seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan dapat ditekan lebih maksimal. 


Jika pertumbuhan ekonomi tidak beranjak dari 5 persen, Indonesia berpotensi masuk pada kelompok negara-negara middle income trap.
“Turbulensi ekonomi global telah memukul berbagai sektor di Indonesia, mulai dari ekspor, investasi, hingga bermuara pada perlambatan pertumbuhan ekonomi” ungkap Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu dalam pernyataan tertulis kepada Parlementaria, Selasa (31/12/2019).
Lebih lanjut Junaidi mengkhawatirkan kondisi tersebut masih akan berlanjut hingga tahun 2020 mendatang. Menurutnya, berbagai negara-negara di dunia juga masih menganggap kondisi ekonomi global belum kondusif. Belum lagi, perkembangan politik di Amerika serikat yang dinilainya dapat mempengaruhi pasar dan memiliki urgensi untuk diantisipasi.
“Terlepas dari gejolak yang ada, Pemerintah sudah seharusnya memiliki langkah-langkah strategis untuk mendorong ekonomi bisa tumbuh lebih kencang.
Kalau kita lihat, peranan perdagangan internasional pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 18 hingga 20 persen, sisanya peranan ekonomi domestik. Jadi, ruang untuk bergerak lebih cepat sebetulnya tersedia,” tandas legislator daerah pemilihan Lampung II ini.
Pada bagian lain, Junaidi juga menyoroti ekonomi domestik yang terus bergantung pada konsumsi rumah tangga. Padahal, menurutnya hal ini tidak memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian nasional. 

"Pemerintah perlu menggenjot investasi langsung agar kualitas pertumbukan membaik. Kita kan sulit tumbuh jika hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga saja," tutup Junaidi. (alw/sf)

Sumber :