Minggu, 06 Juni 2021

Hadapi Pembelajaran Tatap Muka, Legislator PKS Pesankan Protokol Kesehatan Ketat di Setiap Sekolah


Bandung (06/06) — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa Amaliah mengatakan meski pembelajaran tatap muka akan dilakukan oleh pemerintah, maka tidak bisa seperti pada masa sebelum pandemi, mengingat covid-19 masih di sekitar kita.

“Kita mempunyai PR yang besar untuk pembelajaran tatap muka, karena pandemi yang belum selesai sehingga banyak perubahan yang terjadi.
Perubahan ini perlu dipahami seluruh stakeholder Pendidikan,’ ungkap Ledia dalam Workshop Pendidikan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) RI.

Sekarang, lanjut Ledia, kita akan menghadapi tatap muka terbatas, sehingga kita harus melakukan mixmodel ada yang luring ada yang daring. Agar nantinya kita dapat memaksimalkan model pembelajaran seperti ini.

“Mengapa kita harus mulai menjalankan tatap muka terbatas, karena berdasarkan apa yang disampaikan Pemerintah, pembelajaran jarak jauh atau daring ini membuat negara mengalami learning lost. nah ini masalah yang kita hadapi semoga dengan adanya workshop ini kita mampu mengembalikan sense of learn tersebut kepada para siswa kita di Indonesia,” terang Sekretaris Fraksi PKS DPR RI.

Ledia menambahkan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk setiap sekolah sebelum pelaksanaan tatap muka nantinya. Syarat dari pelaksanaan tatap muka di setiap sekolah yang ada di seluruh Indonesia dikenal dengan 5 M.

“Pertama, 

Pihak sekolah harus menyiapkan dan mengedukasi anak sekolah untuk terbiasa mencuci tangan. Mencuci tangan sangat perlu ditekankan terutama sebelum makan atau minum. 

Kedua, 

Pihak sekolah dan pengajar juga perlu terus mengingatkan penggunaan masker bagi para peserta didik,” urai Anggota Badan Legislasi DPR RI ini.

Ketiga, imbuhnya, 

Pihak sekolah harus bisa melakukan jaga jarak antar siswa, guru dan civitas sekolah terutama dalam pembelajaran di kelas. 

Keempat, 

Menjauhi kerumunan atau memantau siswa yang berkerumun karena berpotensi menularnya covid-19.

“Yang kelima atau terakhir 

Yang perlu diperhatikan sekolah adalah mengurangi mobilitas siswa-siswi di kelas. Kalau di luar pandemi banyak siswa atau siswi yang lari-larian di kelas, mulai pembelajaran tatap muka di masa pandemi nanti sudah harus dikurangi mobilitas mereka. Dengan protokol kesehatan yang dilakukan secara ketat, kita berharap pembelajaran tatap muka berjalan lancar dan sesuai dengan harapan kita bersama,” tutup Anggota DPR Dapil Kota Bandung dan Cimahi ini.

Sumber :