Selasa, 17 November 2015

PKS Disebut Wahabi, Begini Jawaban Hidayat Nurwahid


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu partai politik Islam di Indonesia yang kerap kali mendapat tudingan sebagai kelompok Wahabi. 
Selain itu ada pula yang masih meragukan nasionalisme partai dakwah itu. 
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nurwahid menjawab tudingan ini secara gamblang. Hidayat menjelaskan, PKS lahir dari rahim Indonesia. 
PKS juga hadir di Indonesia sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
"PKS kadang disebut dengan Wahabi, padahal kita tahu Kyai Haji Wahab Hasbullah pendiri NU. Kalau demikian PKS memang pendukung Kyai Wahab, atau bahasa arabnya Wahaby dan akhirnya juga mendukung Nahdhatul Ulama,” 
kata Hidayat dalam agenda Sosialisasi 4 (Empat) Pilar MPR RI tentang Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika di Aula Gedung Wanita, Metro, Jumat (13/11) lalu. 
Ia menambahkan, jika Wahabi diartikan terkait dan mengarah ke Arab Saudi, maka di sana tidak ada partai. 
Bagi Arab Saudi, partai termasuk bid’ah. Dalam sumber yang ada disebut-sebut jika bid’ah akan ke neraka. Maka, menurutnya, jika PKS adalah partai yang disebut bid’ah maka tentu masuk neraka. 
"Bahasa mudahnya ngapain kita berjuang untuk membangun, merawat serta berkhidmat untuk Indonesia melalui partai namun ujungnya harus ke neraka, tentu tidak demikian," ujar Wakil Ketua MPR ini.
"Ngapain PKS ikut Pilkada kemudian mengusung pak Abdul Hakim dan Mas Muchlido di Metro, jika ujungnya juga harus masuk neraka, tentu kita tidak ingin seperti ini," katanya menambahkan. 

Menurut Hidayat, upaya beragam pihak untuk mendeskreditkan PKS sudah tidak relevan. Mereka harus mengoreksi tudingannya. "Sebab jika terus dilanjutkan maka akan timbul fitnah dan hal ini dapat dipidana," katanya.
Sumber :